Protes Los Angeles: Wali Kota Umumkan Keadaan Darurat Lokal, Terapkan Jam Malam

R24/tya
Petugas LAPD menangkap seorang pria di pinggir jalan bebas hambatan saat protes terus berlanjut sebagai tanggapan terhadap operasi imigrasi federal di Los Angeles pada 10 Juni 2025 /AFP
Petugas LAPD menangkap seorang pria di pinggir jalan bebas hambatan saat protes terus berlanjut sebagai tanggapan terhadap operasi imigrasi federal di Los Angeles pada 10 Juni 2025 /AFP

RIAU24.COM Wali Kota Los Angeles Karen Bass pada hari Selasa (10 Juni) mengumumkan jam malam di kawasan pusat kota kota terbesar kedua di Amerika Serikat itu sementara kerusuhan dan vandalisme terus berlanjut di tengah protes terhadap penggerebekan imigrasi.

"Saya telah mengumumkan keadaan darurat setempat dan mengeluarkan jam malam di pusat kota Los Angeles untuk menghentikan vandalisme dan penjarahan," kata Bass kepada wartawan.

Hal ini terjadi setelah seorang hakim federal menolak permintaan Gubernur California Gavin Newsom untuk perintah penahanan segera guna memblokir keputusan pemerintahan Trump untuk mengerahkan ribuan Garda Nasional dan Marinir di Los Angeles.

Berbicara di pangkalan militer Fort Bragg di North Carolina, Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Selasa bahwa para perusuh di Los Angeles yang membawa bendera asing merupakan bagian dari invasi asing.

Ia berjanji untuk membebaskan kota tersebut setelah protes yang dipicu oleh penggerebekan imigrasi.

"Kekacauan ini tidak akan terjadi. Kami tidak akan membiarkan agen federal diserang, dan kami tidak akan membiarkan kota Amerika diserbu dan ditaklukkan oleh musuh asing," kata Trump.

"Apa yang Anda saksikan di California adalah serangan besar-besaran terhadap perdamaian, ketertiban umum, dan kedaulatan nasional, yang dilakukan oleh perusuh yang membawa bendera asing dengan tujuan melanjutkan invasi asing ke negara kita," tambahnya.

Sementara itu, otoritas California mengkritik langkah Trump, dengan mengatakan bahwa pengerahan pasukan tidak diperlukan dan akan memperburuk situasi.

Gubernur California Gavin Newsom menyebut tindakan presiden itu diktator dan tidak mencerminkan nilai-nilai Amerika.

“Pengerahan militer dan Garda Nasional oleh Trump menimbulkan bahaya yang mengancam Kedaulatan Negara, merampas sumber daya vital Negara, meningkatkan ketegangan dan mendorong (bukan meredakan) kerusuhan sipil," kata Jaksa Agung Negara Bagian Rob Bonta kepada Hakim Charles Breyer di Pengadilan Distrik AS di San Francisco.

"Mengirim prajurit terlatih ke jalan adalah tindakan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan mengancam inti demokrasi kita," kata Newsom dalam sebuah pernyataan kemudian.

"Donald Trump berperilaku seperti seorang tiran, bukan seorang Presiden," tambahnya.

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak