RIAU24.COM - Badan intelijen Iran telah memperoleh sejumlah besar dokumen sensitif Israel, beberapa terkait dengan rencana dan fasilitas nuklir musuh bebuyutan Teheran, media pemerintah Iran melaporkan pada hari Sabtu.
Belum ada komentar resmi langsung dari Israel dan belum jelas apakah laporan itu terkait dengan peretasan yang dilaporkan, membuka tab baru, terhadap pusat penelitian nuklir Israel tahun lalu yang dipilih Teheran untuk diungkapkan sekarang di tengah meningkatnya ketegangan atas program nuklirnya.
"Meskipun operasi untuk memperoleh dokumen tersebut telah dilakukan beberapa waktu lalu, besarnya volume materi dan kebutuhan untuk mengangkutnya dengan aman ke Iran mengharuskan peliputan berita untuk memastikan bahwa dokumen tersebut telah mencapai lokasi yang dilindungi," demikian laporan PressTV yang dikelola pemerintah, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya.
"(Sumber yang mengetahui masalah ini) juga mencatat bahwa banyaknya dokumen begitu banyak sehingga meninjau dokumen-dokumen tersebut, beserta melihat gambar dan video, telah menghabiskan banyak waktu," imbuh PressTV, tanpa memberikan perincian dokumen tersebut.
Pada tahun 2018, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan bahwa agen Israel telah menyita arsip besar dokumen Iran yang menunjukkan Teheran telah melakukan lebih banyak pekerjaan nuklir daripada yang diketahui sebelumnya.
Presiden AS Donald Trump mengancam Iran dengan bom jika Teheran tidak mencapai kesepakatan dengan Washington mengenai program nuklirnya.
Namun, pada bulan April Trump dilaporkan memblokir rencana serangan Israel terhadap situs nuklir Iran dan lebih memilih untuk merundingkan kesepakatan dengan Teheran.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan pada hari Rabu bahwa menghentikan pengayaan uranium adalah 100% persen bertentangan dengan kepentingan negara, menolak tuntutan utama AS dalam pembicaraan untuk menyelesaikan perselisihan selama puluhan tahun mengenai ambisi nuklir Teheran.
(***)