Awal Mula Terjadi Kerusuhan di Los Angeles Sejak Jumat

R24/riz
Bentrokan AS
Bentrokan AS

RIAU24.COM Gelombang demonstrasi disertai bentrokan terjadi di Los Angeles sejak Jumat (6/6) malam, menyusul operasi besar-besaran Imigrasi dan Bea Cukai (US Immigration and Customs Enforcement/ICE). 

Dalam operasi ICE tersebut, lebih dari 100 orang ditangkap atas dugaan pelanggaran imigrasi, yang memicu kemarahan publik.

Kondisi ini makin diperparah dengan keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengerahkan sekitar 2.000 personel Garda Nasional ke Los Angeles tanpa permintaan dari Gubernur California Gavin Newsom. 

Diawali razia, diikuti protes, dan penangkapan Aksi protes mulai memanas setelah agen ICE menggerebek sejumlah lokasi di Los Angeles, termasuk sebuah gudang di distrik Fashion dan beberapa toko seperti Home Depot serta Dale’s Donuts.  

Baca Juga: Iran Ungkapkan Pihaknya Memperoleh Dokumen Nuklir Israel yang Sensitif

Menurut Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS), setidaknya 118 orang ditangkap selama operasi tersebut, termasuk lima individu yang diduga terkait kelompok kriminal. 

“Konfrontasi pertama terjadi di sebuah gudang alat bangunan tempat buruh harian, banyak di antaranya tidak berdokumen,” tulis pernyataan kantor berita Al Jazeera. 

Setelah para pekerja dibawa dengan bus bertanda U.S. Marshals, massa spontan berkumpul, meneriakkan tuntutan agar aparat meninggalkan lingkungan mereka dan menghentikan penggerebekan. 

Kerusuhan berlanjut ke wilayah Paramount dan Compton, di mana pengunjuk rasa membakar kendaraan dan mencoba menghalangi bus milik dinas pengamanan federal.  

Polisi menyatakan para agen federal menembakkan granat kejut dan gas air mata untuk membubarkan massa. 

“Kami akan lindungi hak untuk protes damai, tetapi kami tidak akan toleransi kekerasan atau perusakan,” ujar Sheriff L.A. County, Robert Luna. 

Trump kirim tentara Melihat eskalasi di jalanan, Trump pada Sabtu malam menandatangani memo untuk menggunakan kewenangan “Title 10” guna mengerahkan 2.000 tentara Garda Nasional ke Los Angeles.  

Ini menjadi kali pertama dalam beberapa dekade presiden mengerahkan pasukan tanpa persetujuan gubernur negara bagian. 

“Kami tidak akan biarkan kota ini dikacaukan seperti saat di bawah kepemimpinan Biden. Jika perlu, kami juga akan kirim Marinir,” kata Trump.  

Langkah itu langsung mendapat penolakan dari Gubernur Gavin Newsom, yang menyebut pengerahan pasukan federal sebagai strategi yang memperkeruh keadaan. 

“Tidak ada kebutuhan mendesak untuk pengerahan pasukan di L.A. Ini adalah pelanggaran serius terhadap kedaulatan negara bagian,” tulis Newsom dalam surat terbuka kepada Menteri Pertahanan.

Baca Juga: Jurnalis Australia Ditembak Saat Meliput Protes di Los Angeles

Sementara itu, Wali Kota Los Angeles Karen Bass menyebut kekacauan ini sebagai hasil langsung dari tindakan pemerintah pusat. 

“Ketika Anda menggerebek tempat kerja, memisahkan orang tua dan anak, dan mengirim kendaraan lapis baja ke jalanan kami, Anda menanam ketakutan dan kepanikan,” ujar Bass.  

“Warga punya hak untuk protes damai, tetapi jangan terjebak dalam provokasi,” imbuhnya.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak