RIAU24.COM - Elon Musk, bos Tesla dan SpaceX, resmi mengumumkan pengunduran dirinya dari pemerintahan Donald Trump.
Tindakan itu menandai akhir dari keterlibatannya dalam misi efisiensi federal yang sempat digadang-gadang Presiden Donald Trump.
Pengumuman datang setelah ketegangan terbuka antara keduanya terkait rancangan undang-undang (RUU) pengeluaran negara yang digagas Gedung Putih.
“Karena masa jabatan saya sebagai Pegawai Pemerintah Khusus akan segera berakhir, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Presiden Trump atas kesempatan untuk mengurangi pemborosan pengeluaran,” tulis Musk di platform X, mengutip AFP.
Baca Juga: Donald Trump Melarang Masuknya Orang dari 12 Negara ke AS, Apakah Indonesia Masuk dalam Daftar?
Ia menambahkan, “Misi DOGE akan terus berkembang sebagai cara hidup di pemerintahan.”
DOGE atau Department of Government Efficiency adalah unit khusus yang dibentuk Trump pada awal 2025 dan dipimpin langsung oleh Musk.
Namun dalam beberapa bulan terakhir, Musk mengaku misi itu dijadikan kambing hitam atas berbagai masalah struktural.
“DOGE hanya jadi sasaran kritik atas hal-hal yang bahkan tidak kami tangani,” ujarnya kepada Washington Post dari fasilitas peluncuran Space X di Texas.
Ia menyebut birokrasi federal terlalu kaku dan jauh lebih sulit ditangani dibanding perkiraannya.
Perselisihan dengan Trump mulai mencuat saat Musk secara terbuka menolak RUU “One Big, Beautiful Bill Act” yang telah disahkan DPR dan menunggu pembahasan di Senat.
RUU itu dianggap akan memperparah defisit anggaran hingga USD 4 triliun dalam satu dekade. Dalam wawancara dengan CBS News, Musk juga menyatakan kekecewaannya.
“Alih-alih mengurangi pengeluaran, RUU ini justru membengkakkan defisit dan menghambat pekerjaan DOGE,” kata Musk.
Ia juga menyindir gaya komunikasi politik yang berlebihan.
“RUU bisa besar, atau bisa indah. Tapi saya tidak yakin bisa keduanya,” tambahnya.
Gedung Putih menanggapi secara tidak langsung. Wakil Kepala Staf Trump, Stephen Miller, menulis di X bahwa RUU tersebut bukan bagian dari anggaran tahunan dan bahwa pemangkasan DOGE tetap akan dibahas dalam jalur legislatif terpisah.
Namun, perbedaan pendapat ini menandai jarak baru dalam hubungan Trump dan Musk—dua tokoh yang selama ini tampak sejalan, bahkan secara finansial.
Musk dilaporkan menyumbangkan seperempat miliar dolar untuk kampanye pemilihan Trump 2024.
Sejak akhir April, Musk mulai mengundurkan diri secara bertahap dari tugas-tugas pemerintahannya dan memilih fokus pada dua perusahaannya, Tesla dan Space X.
Keputusan itu juga didorong oleh tekanan publik dan kerusakan citra merek. Dealer Tesla sempat jadi sasaran protes, beberapa mobil bahkan dibakar.
“Orang-orang membakar Tesla. Mengapa melakukan itu? Itu tidak baik,” ujar Musk.
Baca Juga: Operasi Spiderweb Ukraina Sebesar Pembunuhan Osama Bin Laden? Berikut Pernyataan Senator AS
Di sisi lain, proyek ambisius Space X untuk menjelajah Mars kembali mengalami kegagalan. Prototipe Starship terbaru meledak di atas Samudra Hindia dalam uji coba pada Selasa lalu.
Dengan mundurnya Musk dari pemerintahan, misi DOGE kini di ambang ketidakjelasan. Sejumlah analis memperkirakan lembaga itu akan dibubarkan atau direstrukturisasi, tergantung bagaimana Senat menyikapi RUU utama Trump.
Musk sendiri mengisyaratkan tak lagi akan terlibat dalam pengeluaran politik berskala besar.