RIAU24.COM -Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat suhu udara tertinggi di Kota Medan, Sumatra Utara (Sumut) mencapai 38,2 derajat Celcius pada Minggu (1/6) sekitar pukul 15.00 WIB.
Prakirawan BMKG Wilayah I Medan, Tri Anggun Lestari menyebutkan pada pukul 13.00 WIB suhu udara di Kota Medan dan sekitarnya mencapai 36,8 derajat Celcius.
Namun pada pukul 15.00 WIB, suhu udara mencapai 38,2 derajat Celcius.
"Suhu udara mencapai 38,2 derajat Celcius. Jadi memang di atas normal. Dari beberapa hari yang lalu suhu udara di Medan dan sekitarnya mencapai 36 derajat Celcius hingga 37 derajat Celcius," ucap Tri Anggun Lestari kepada CNNIndonesia.com.
BMKG mengidentifikasi penyebab utama cuaca panas ekstrem ini disebabkan oleh minimnya aktivitas atmosfer pada skala lokal, regional, hingga global.
Langit yang cerah nyaris tanpa awan membuat radiasi sinar matahari langsung menghantam permukaan bumi, meningkatkan suhu secara drastis sehingga udara terasa lebih panas dari biasanya.
"Tak hanya itu, terlihat adanya sistem antisiklonik yang berada di Sumatera bagian tengah hingga Sumatera bagian utara sehingga sistem pola antisiklonik ini menghasilkan pola angin divergen atau menyebar keluar dari pusat tekanan tinggi yang menyebabkan terbentuknya pola netral di sebagian wilayah Sumut, khususnya di sekitar dataran tinggi Karo hingga ke Medan," urainya.
Kondisi netral ini menghambat pertumbuhan awan konvektif yang biasanya berperan dalam menurunkan suhu melalui hujan.
Akibatnya, wilayah seperti Medan dan Deli Serdang mengalami cuaca cerah hingga cerah berawan dalam beberapa hari terakhir.
"Pada tahun sebelumnya, suhu maksimum di Medan mencapai 37,2°C pada Juli. Saat ini kita sedang memasuki masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau, yang secara historis memang kerap disertai peningkatan suhu ekstrem," ungkapnya.
Kendati cuaca panas dominan, BMKG menilai sebagian wilayah Sumatra Utara seperti Langkat, Pantai Timur, dan Pantai Barat masih berpotensi diguyur hujan ringan hingga sedang dalam beberapa hari ke depan.
Hujan dipicu oleh faktor lokal seperti pemanasan permukaan tanah dan pertemuan angin (konvergensi).
"Beberapa hari ke depan potensi hujan masih ada mulai ringan hingga sedang. Terutama sore malam hingga dini hari. Jadi, meskipun siang sangat panas, masyarakat tetap perlu waspada terhadap perubahan cuaca," ungkapnya.
(***)