Iran Peringatkan Eropa Agar Tidak Mengeksploitasi Laporan PBB Tentang Pengayaan Uraniumnya

R24/tya
Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi /AFP
Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi /AFP

RIAU24.COM Iran pada hari Minggu (1 Juni) memperingatkan akan melakukan pembalasan jika kekuatan Eropa memanfaatkan laporan PBB yang mengklaim negara Timur Tengah tersebut telah meningkatkan produksi uranium yang diperkaya tinggi.

Menurut laporan Badan Tenaga Atom Internasional, Iran telah secara signifikan meningkatkan persediaan uranium yang diperkaya hingga 60 persen, hampir 90 persen tingkat yang dibutuhkan untuk senjata atom.

Laporan itu mengatakan bahwa jumlah total uranium yang diperkaya Iran sekarang melebihi 45 kali batas yang diizinkan berdasarkan perjanjian tahun 2015 dengan kekuatan global, dan berjumlah sekitar 9.247,6 kilogram, demikian laporan AFP.

Dalam percakapan telepon pada hari Sabtu (31 Mei), Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan kepada kepala IAEA Rafael Grossi bahwa Iran akan menanggapi setiap tindakan tidak pantas oleh pihak-pihak Eropa terhadap perjanjian 2015, merujuk pada Inggris, Prancis, dan Jerman.

Negara-negara Eropa memperingatkan Iran akan mengenakan sanksi jika mereka menganggap program nuklirnya dapat mengancam keamanan benua itu.

Menurut pernyataan tersebut, Araghchi mendesak Grossi untuk menghentikan pihak-pihak yang mengeksploitasi laporan pengawas nuklir untuk memajukan tujuan politik mereka.

Iran telah membantah klaim bahwa mereka sedang mencari senjata nuklir dan mengatakan bahwa mereka membutuhkan uranium untuk produksi listrik sipil.

Pembicaraan nuklir AS-Iran

Iran pada hari Sabtu (31 Mei) mengonfirmasi telah menerima unsur-unsur dari proposal AS untuk kesepakatan nuklir potensial.

Sementara itu, Gedung Putih mengumumkan bahwa Amerika Serikat telah mengirim proposal terperinci ke Teheran, seraya menambahkan bahwa kepentingan terbaik Teheran adalah menerimanya.

Namun, New York Times melaporkan, mengutip sumber yang mengetahui masalah tersebut, bahwa proposal tersebut digambarkan sebagai serangkaian poin penting, bukan draf lengkap, yang menyerukan Iran untuk menghentikan semua pengayaan uranium.

Sebaliknya, proposal tersebut mengusulkan pembentukan kelompok regional yang mencakup Amerika Serikat, Iran, Arab Saudi, dan negara-negara Arab lainnya, untuk memproduksi tenaga nuklir.

Sampai saat ini, lima putaran negosiasi telah berlangsung antara Washington dan Teheran.

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak