RIAU24.COM - Setidaknya tujuh orang tewas dan puluhan lainnya cedera pada Sabtu malam (31 Mei) setelah sebuah jembatan ambruk menimpa sebuah kereta di wilayah Bryansk, Rusia, dekat perbatasan Ukraina.
Pihak berwenang, menurut laporan, berupaya menyalahkan campur tangan ilegal atas insiden tragis tersebut.
Apa yang telah terjadi?
Sekitar pukul 10:44 malam waktu setempat (1944 GMT), sebuah kereta api yang melaju dari kota perbatasan Rusia Klimovo menuju ibu kota Moskow tergelincir setelah sebuah jembatan runtuh di atasnya.
“Insiden itu terjadi saat kereta api sedang berada di antara stasiun Pilshino dan Vygonichi,” kata operator kereta api di Telegram.
Kejadian itu tidak memengaruhi lalu lintas kereta api lainnya, imbuh operator tersebut.
Kereta Api Moskow menyalahkan keruntuhan itu pada campur tangan ilegal tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Gubernur Bryansk Aleksandr Bogomaz melalui Telegram mengonfirmasi korban jiwa dan mengatakan sedikitnya 69 orang, termasuk tiga anak-anak, terluka.
"Ada tujuh orang meninggal akibat runtuhnya jembatan di atas rel kereta api," katanya.
Upaya penyelamatan terus berlanjut sepanjang malam, dengan foto-foto yang memperlihatkan logam yang terpelintir, puing-puing, dan petugas darurat di lokasi.
Video yang beredar di internet merekam kekacauan setelah kejadian, dengan penonton berteriak minta tolong.
"Bagaimana jembatannya bisa runtuh? Ada anak-anak di sana!" terdengar teriakan seorang wanita.
Tempat kejadian perkara terletak hanya 100 kilometer dari perbatasan Ukraina.
Meskipun Kyiv belum berkomentar, otoritas Rusia menyalahkan campur tangan ilegal atas insiden tersebut. Namun, pihaknya belum menjelaskan lebih lanjut apa maksudnya.
Sebelumnya, Rusia menuduh Ukraina menargetkan infrastruktur penting, termasuk jalur kereta api yang digunakan untuk memindahkan pasukan dan senjata.
Jaksa telah memulai penyelidikan atas keruntuhan tersebut.
Insiden tersebut terjadi di tengah laporan tentang kemungkinan pertemuan antara pejabat Rusia dan Ukraina di Istanbul sebagai bagian dari upaya diplomatik yang dipimpin AS untuk mengakhiri perang.
(***)