Keadaan Darurat, 4 Orang Tewas Akibat Banjir Bandang di Australia

R24/riz
Banjir Australia
Banjir Australia

RIAU24.COM Banjir dahsyat yang mencetak rekor, melanda wilayah Australia bagian timur hingga menewaskan sedikitnya empat orang dan memicu kehancuran.

Rumah-rumah tertutup lumpur, jalanan tergenang banjir, dan sedikitnya 50.000 orang yang terjebak banjir belum mendapatkan bantuan sejauh ini.

Diketahui, bencana ini merupakan hasil hujan ekstrem yang turun deras selama tiga hari, setara dengan curah hujan enam bulan. 

Saat air mulai surut Jumat (23/5), tim penyelamat meluncurkan operasi besar-besaran untuk membersihkan dan mengevakuasi warga. Petugas penyelamat Jason Harvey menggambarkan situasi di lapangan. 

Baca Juga: Angka Perkawinan Merosot, Korsel Beri Rp 200 Juta Buat Warganya yang Mau Nikah

"Emosi memuncak saat kami menyelamatkan banyak orang yang putus asa saat kami tiba di sana," ujarnya kepada AFP. 

Kepala Dinas Darurat Negara Bagian, Dallas Burnes, menyampaikan, lebih dari 2.000 personel sudah dikerahkan untuk misi penyelamatan dan pemulihan. 

“Fokus utama kami saat ini adalah memasok kembali kebutuhan bagi masyarakat yang masih terisolasi,” katanya. 

Hingga kini, sekitar 50.000 orang masih belum mendapatkan bantuan. Burnes menambahkan, sejak awal banjir, penyelamat telah mengevakuasi lebih dari 600 orang yang terjebak. 

Banyak warga terpaksa memanjat ke atap rumah, mobil, bahkan jembatan jalan raya sebelum akhirnya diselamatkan oleh helikopter. Namun, meski air mulai surut, risiko masih membayangi. 

"Danau air berlumpur yang tersisa bisa jadi sarang ular dan hama lain yang mencari tempat berlindung," ujar Burnes. 

Selain itu, ia mengingatkan bahwa banjir bandang di Australia membawa kontaminan dan potensi bahaya kelistrikan yang harus diwaspadai. 

Wali kota Kempsey, Kinne Ring, melaporkan kerusakan parah. 

"Puluhan bisnis terendam, dan rumah-rumah dipenuhi air hingga masuk lewat lantai dasar. Kondisinya mengerikan dan butuh waktu lama bagi air untuk surut," katanya. 

Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese menyatakan keadaan darurat dan berjanji adanya dukungan penuh dari pemerintah. 

“Ini adalah situasi yang mengerikan. Angkatan Pertahanan Australia akan dikerahkan untuk membantu proses pemulihan,” katanya saat mengunjungi lokasi bencana. 

Dampak banjir sangat terasa, terutama di kota Taree. Jeremy Thornton, pemilik usaha lokal, mengatakan banjir ini adalah yang terburuk yang pernah dialaminya. 

Baca Juga: Jajak Pendapat Israel: Netanyahu Lebih Tertarik Pertahankan Kekuasaan daripada Memenangkan Perang

“Cukup menyakitkan, tapi kami harus menerima dan terus melangkah maju,” ujarnya.

Banjir juga menyebabkan kematian sejumlah hewan ternak. Penduduk setempat melihat sapi-sapi terdampar dan mati di pantai setelah terbawa arus sungai yang meluap dari pedalaman. 

Meskipun peringatan banjir sudah dikeluarkan berulang kali, beberapa kota masih sulit diakses hingga Jumat sore. Hal ini menghambat upaya penilaian kerusakan secara menyeluruh. Pemerintah pun sudah mengumumkan bencana alam agar sumber daya lebih besar dapat dialokasikan untuk pemulihan.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak