RIAU24.COM - Sebuah studi terbaru oleh University of Edinburgh mengklaim bahwa Covid 19 tidak berasal dari Wuhan, China.
Studi tersebut, yang dipublikasikan dalam jurnal Cell pada 7 Mei, melibatkan peneliti dari 20 lembaga di AS, Eropa, dan Asia.
Studi baru tersebut kini telah menantang teori kebocoran laboratorium dari Presiden AS Donald Trump.
Sebuah tim peneliti menganalisis sekitar 167 genom virus corona kelelawar dan melacak asal-usul virus penyebab Covid 19 ke populasi kelelawar di Laos utara dan provinsi Yunnan di Tiongkok barat daya.
Temuan baru dari penelitian tersebut kini telah membantah klaim Gedung Putih pada bulan April tahun ini.
AS menegaskan klaimnya bahwa Covid 19 berasal dari Tiongkok dengan meluncurkan situs web.
Para peneliti dalam studi ini meneliti genom sarbecovirus, virus korona yang dapat menyebabkan penyakit pernapasan parah. Ini termasuk Sars-CoV-2, yang menyebabkan pandemi Covid 19.
Teori kebocoran laboratorium Trump
Di tengah perang tarif dengan China, Donald Trump kembali mengangkat teori kebocoran laboratorium Covid 19 yang kontroversial dalam diskusi pada bulan April.
Gedung Putih bahkan memperbarui situs web yang ada tentang virus tersebut.
Sebelumnya, situs web tersebut didedikasikan untuk informasi seputar vaksinasi dan pengujian virus Covid 19, tetapi sekarang dengan berani mengklaim bahwa virus tersebut, yang membuat seluruh dunia terdiam pada tahun 2020, adalah akibat dari kecelakaan laboratorium yang terutama terjadi di Wuhan, China.
Situs web tersebut terutama mengkritik ‘The Proximal Origin of SARS-CoV-2,’ sebuah studi yang menentang teori kebocoran laboratorium.
'Bukti' Trump tentang 'teori kebocoran laboratorium'
Bukan sekadar klaim, Gedung Putih bahkan menjelaskan lima poin utama untuk mendukung klaim bahwa virus tersebut merupakan hasil kebocoran laboratorium.
1. Situs web tersebut mengklaim bahwa virus Covid 19 memiliki unsur-unsur biologis yang biasanya tidak ditemukan di alam.
2. Berdasarkan data, semua kasus Covid 19 dapat ditelusuri kembali ke satu penularan pada manusia, tidak seperti pandemi sebelumnya, di mana terjadi banyak penularan.
3. Lokasi episentrum wabah virus berada di dekat Institut Virologi Wuhan (WIV).
4. Beberapa peneliti WIV menunjukkan gejala yang mirip dengan Covid 19 pada akhir tahun 2019, beberapa bulan sebelum virus tersebut dikaitkan dengan pasar basah di Wuhan.
5. Situs web tersebut lebih lanjut mengatakan bahwa jika virus itu berasal secara alami, bukti yang mendukung klaim tersebut pasti sudah muncul sekarang, tetapi kenyataannya tidak demikian.
(***)