RIAU24.COM - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau mencatat inflasi tahunan (year-on-year/y-on-y) pada April 2025 sebesar 2,07 persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 109,44. Kenaikan ini dipicu oleh naiknya harga di sebagian besar kelompok pengeluaran masyarakat.
Kepala BPS Provinsi Riau, Asep Riyadi, mengatakan inflasi tertinggi terjadi di Kota Tembilahan sebesar 3,40 persen dengan IHK 109,37. Sementara itu, inflasi terendah tercatat di Kabupaten Kampar dengan angka 1,45 persen dan IHK 110,90.
“Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga pada delapan kelompok pengeluaran,” ujar Asep, Senin 5 Mei 2025.
Kelompok yang mengalami kenaikan harga paling tinggi katanya adalah perawatan pribadi dan jasa lainnya, yakni sebesar 10,90 persen. Disusul kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 3,36 persen, serta makanan, minuman, dan tembakau sebesar 2,61 persen.
Kelompok lainnya yang turut menyumbang inflasi adalah kesehatan (1,70 persen), pendidikan (1,17 persen), perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (0,54 persen), rekreasi, olahraga, dan budaya (0,19 persen), serta transportasi (0,18 persen).
"Namun, tak semua kelompok mencatatkan inflasi. Tiga kelompok mengalami penurunan harga (deflasi), yaitu informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar -0,73 persen, pakaian dan alas kaki sebesar -0,50 persen, serta perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar -0,09 persen,"terangnya.
Secara bulanan (month-to-month/m-to-m) tambahnya, Provinsi Riau mengalami inflasi sebesar 1,43 persen pada April 2025. Sementara secara tahun berjalan (year-to-date/y-to-d), inflasi tercatat sebesar 2,30 persen.