RIAU24.COM - Wartawan senior Hersubeno Arief tak melihat ada pihak yang ingin membenturkan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dengan Presiden Prabowo Subianto.
Hal ini dibuktikan ketika hubungan antara SBY dan Prabowo selama ini terlihat baik dikutip dari rmol.id, Selasa 18 Maret 2025.
Dia melihat, Prabowo menghormati SBY sebagai seniornya, baik dalam karier militer maupun pemerintahan.
"Sebaliknya SBY juga selalu menekankan kepada kader Demokrat untuk all out mendukung dan menyukseskan pemerintahan Prabowo," ujarnya.
Walau seperti itu ada beberapa perbedaan pandangan antara keduanya, terutama terkait isu reformasi TNI.
SBY, sebagai salah satu tokoh yang mendorong reformasi ABRI, konsisten menolak kembalinya TNI ke jabatan-jabatan sipil. Hal ini berbeda dengan arah kebijakan yang saat ini berkembang dalam pemerintahan.
Namun, perbedaan sikap itu bukan berarti ada konflik antara keduanya. Prabowo bahkan beberapa kali menempatkan SBY bersama Presiden ke-7 RI Joko Widodo dalam forum yang sama sebagai penasihat.
"Jadi sebenarnya hubungan keduanya ini cukup harmonis kalau kemudian coba dibentur-benturkan kan ini gimana caranya?" ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat yang juga menjabat sebagai Menteri Koordinator Infrastruktur, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyebut terdapat upaya membenturkan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dengan Presiden Prabowo Subianto.
Hal ini disampaikan AHY dalam acara buka puasa bersama kader dan petinggi Partai Demokrat.
Tanpa menyebut siapa pihak yang dimaksud, AHY menegaskan bahwa ada upaya tertentu untuk menciptakan kesan disharmoni antara SBY dan Prabowo.
"ada upaya tertentu untuk menciptakan kesan disharmoni antara SBY dan Prabowo," sebutnya.
AHY membeberkan soal adanya pihak yang coba membenturkan SBY dengan Prabowo Subianto.
"Ada yang mencoba membentur-benturkan orang tua kita, Pak SBY dengan Presiden Prabowo Subianto misalnya," ujarnya.
"Betul? Ada yang dipotong-potong kalimatnya, tidak kontekstual, tidak relevan. Tapi, hanya mungkin ingin mendapatkan perhatian masyarakat luas sehingga seolah-olah ada hal-hal yang tidak sinkron," sebut.
Munculnya pernyataan AHY ini tentu menambah rumitnya situasi politik di tanah air.
Diantaranya memanasnya hubungan antara Presiden ke-7 Joko Widodo dengan Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri.