RIAU24.COM - Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Basuki Hadimuljono mengungkapkan alasannya berkenaan jabatan yang diemban saat ini meski usia sudah tidak muda lagi.
Seperti diketahui, pria berusia 70 tahun itu telah pamit dari tugasnya di Kementerian Pekerjaan Umum (PU) pada 18 Oktober 2024 setelah meniti karir selama 45 tahun.
Kendati demikian, Presiden Prabowo Subianto menunjuk Basuki sebagai Kepala OIKN dan melantiknya pada 5 November 2024.
“Kenapa saya mau di sini? Saya ini birokrat, jadi perintah itu pasti saya emban betul. Jadi saya ini benar-benar sebagai birokrat, Korpri, purely birokrat, saya bekerja atas perintah," ujar Basuki dalam Podcast GASPOL People di kanal Youtube Kompas.com, Sabtu (1/2).
Baca Juga: TNI Buka Pintu Bagi Rakyat untuk Jadi Tentara Siber Indonesia
Ia pun merasa baik-baik saja dengan tugas besar yang diterima saat ini meski pria seusianya pada umumnya sudah beristirahat dan menghabiskan waktu dengan keluarga dan cucu di rumah.
"Bukan kerja, karena ini tugas tadi. Makanya kalau nanti legislatif dan yudikatif (di IKN) selesai, nah saya baru mikir. Ini kan masih nanggung, eksekutif pun belum selesai semua, saat saya ditugasi makanya saya terima," terangnya.
Ketika disinggung adanya beberapa isu lama yang mengaitkannya dengan posisi atau jabatan lain, Basuki menyebut dirinya tidak pernah memilih jabatan.
"Saya tidak pernah milih jabatan, ini juga pelajaran buat anak muda. Jabatan itu jangan dipilih, karena saya muslim, ada ayatnya itu, Allah SWT bilang 'kalau kau minta, aku kasih, aku gak tanggung jawab, tapi kalau kau gak minta, dan saya lihat kamu bisa, saya kasih, saya tanggung jawab, bahwa ini amanah', kalau yang ngasih tanggung jawab, InsyaAllah kita bisa melakukan dengan baik dan amanah," tuturnya.
Baca Juga: Ledek Honorer Pakai BPJS Berobat di RS, Karyawan PT Timah Terancam Dipecat
"Karena kalau jabatan dikejar, saya pasti punya ekspektasi, kalau nanti tidak tercapai, selisihnya inilah frustasi," imbuhnya.
Jawaban senada juga kembali dilontarkan Basuki ketika menanggapi pertanyaan bahwa tawaran untuk ikut dalam kontestasi Pilpres dan Pilkada Jakarta kala itu merupakan pemberian, alias bukan dirinya yang mengejar.
“Seperti saya bilang, saya ini purely birokrat, DNA saya tidak ada di dunia politik seperti itu. Kedua, memang keluarga saya bukan dari keluarga politis, jadi mereka tidak ridho kalau saya masuk di dunia politik," pungkasnya.