RIAU24.COM -Bertelanjang kaki dengan wadah kosong di tangan dan sembari mengantri air di atas tanah berlumpur, Alaa Al-Shawish khawatir akan nasib keluarganya di tengah Gaza yang kini masuk musim dingin dan krisis air bersih.
Keluarga Alaa Al-Shawish tinggal di tenda darurat di Deir Al-Balah, setelah mengungsi dari Kota Gaza yang digempur habis-habisan oleh tentara Israel.
Namun kediaman yang tak layak disebut rumah baru ini tak sepenuhnya aman bagi mereka.
"Kami sekarat karena kedinginan. Ini bukan kehidupan, ini bukan kehidupan - saya berdoa setiap hari agar kami mati agar terbebas dari kehidupan ini," kata Alaa sambil menahan tangis.
"Tidak ada makanan, tidak ada air, tidak ada kehidupan."
Sejumlah warga Palestina, termasuk setidaknya lima bayi, meninggal dunia dalam beberapa hari terakhir karena cuaca dingin yang parah.
Badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA, memperingatkan pada 31 Desember bahwa akan "lebih banyak lagi bayi yang akan meninggal" dalam beberapa hari mendatang akibat situasi ini.
Pertahanan Sipil Gaza menyatakan lebih dari 1.500 tenda terendam banjir dengan ketinggian lebih dari 30 centimeter karena hujan.
Banjir itu pun merusak barang-barang yang dimiliki, membasahi tempat tidur, hingga merusak tenda hingga tak bisa lagi digunakan.
(***)