Ditemukan Selamat, Ini Penyebab Bocah 7 Tahun Hilang 5 Hari di Taman Nasional Zimbabwe

R24/riz
Taman Nasional Zimbabwe
Taman Nasional Zimbabwe

RIAU24.COM - Seorang bocah tujuh tahun hilang pada 27 Desember 2024 di taman nasional di Zimbabwe. Namun ajaibnya, setelah lima hari bocah tersebut berhasil ditemukan dengan selamat.

Padahal, taman nasional tersebut dihuni singa, macan tutul, gajah, serta satwa liar lainnya. Menurut Mutsa Murombedzi, anggota Parlemen Zimbabwe untuk Provinsi Mashonaland Barat, menyebut penemuan bocah itu sebagai suatu keajaiban. 

Ia menulisnya dalam sebuah postingan di X yang dibagikan pada Rabu (1/1). 

Dia mengatakan cobaan itu terjadi di Nyaminyami, sebuah komunitas di pedesaan Kariba, di mana satu belokan yang salah dapat dengan mudah mengarah ke taman nasional. 

Hal ini yang kemungkinan menjadi salah satu penyebab bocah tersebut hilang dan masuk ke taman nasional tersebut. 

Sebagaimana diberitakan USA Today pada Jumat (3/1), bocah itu hilang pada 27 Desember di daerah Marindi setelah dia melakukan perjalanan sekitar 50 kilometer dari rumah.

"Ia kemudian tersesat dan tanpa sadar masuk ke Taman Nasional Matusadona yang dipenuhi singa," kata pejabat taman dalam sebuah pernyataan. 

Taman Nasional Matusadona, yang diapit oleh sungai Ume dan Sanyati, memiliki kepadatan singa tertinggi di Afrika dan berisi gajah, kerbau, dan spesies khas tepi danau seperti kuda nil, waterbuck, dan impala, menurut African Parks. 

Pencarian bersama untuk mencari bocah laki-laki itu dilakukan tetapi terhalang oleh hujan lebat yang mengaburkan jejak kaki anak tersebut.

Para penyelamat akhirnya menemukan jejak kaki pada 30 Desember di area Lembah Sakata di taman itu, menurut pejabat taman.

Setelah lima hari yang panjang dan mengerikan di hutan dekat Sungai Hogwe, yang mengalir ke Sungai Ume, penjaga taman menemukan bocah itu hidup pada 31 Desember, kata Murombedzi dan pejabat taman.

Saat tersesat di taman, anak laki-laki itu tidur di tempat bertengger yang berbatu, menghindari singa, melewati gajah, dan memakan buah-buahan liar, menurut Murombedzi. 

Petugas taman juga mengatakan anak itu menggali lubang kecil di sepanjang tepi sungai yang kering untuk mengakses air bawah tanah untuk diminum, yang merupakan teknik yang dikenal di daerah rawan kekeringan.

Setelah diselamatkan, bocah itu dibawa ke klinik setempat untuk pemeriksaan awal dan kemudian dipindahkan ke rumah sakit untuk evaluasi medis lebih lanjut.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak