RIAU24.COM - P.Ramlee merupakan seorang aktor Malaysia pada tahun 1950-an, yang bernama asli Teuku Zakaria Bin Teuku Nyak Puteh, lahir pada 22 Maret 1929 dipagi hari Raya Idul Fitri, Pineng Malaysia.
Ayahnya berasal dari Lhokseumawe, Aceh yang menikahi Che Mah Hussein pada tahun 1925 di Kubang Buaya, Butterworth, Malaysia.
Film pertama yang dibintangi P. Ramlee adalah Chinta (1948) dengan peran sebagai penjahat dan penyanyi latar.
Kesuksesannya terus berlanjut dan berperan dalam 27 buah film antara tahun 1948 hingga 1955.
Untuk mengenang jasanya, Yang Dipertuan Agung Malaysia memberikan penghargaan Bintang Kebesaran Darjah Panglima Setia Mahkota pada tahun 1990 dan menambahkan gelar Tan Sri pada nama Ramlee.
Akhir Hayat Tan Sri P. Ramlee
Kehidupan P. Ramlee berubah total, dan sangat jauh dari kehidupan seorang superstar.
Pada tahun 1972 – 1973 merupakan masa suram bagi P. Ramlee. Tanpa adanya tawaran bermain film, bernyanyi, dan menjadi sutradara karena hal inilah yang menyebabkan P. Ramlee jatuh miskin.
Hingga P. Ramlee harus mencari nafkah dari bernyanyi di pesta pernikahan bersama saloma istrinya, menjadi MC dan juru lomba.
Kejadian mengejutkan terjadi, ketika Datuk Aziz Shatar berkunjung ke kediaman beliau di Malaysia. Melihat bahwa sahabatnya itu makan hanya dengn nasi putih dan telur, tidak ada lauk lainnya yang tersedia.
Pada tahun 1970-an, label Amy memutuskan kontrak dengan P. Ramlee. Karna hal itulah yang menyebabkan beliau sempat depresi, ibarat kata ‘Sudah jatuh ketiban tangga’.
Dilanjutkan dengan 'show studio', yang juga memutuskan kontrak film dengan P. Ramlee dan berbagai faktor lain yang menyebabkan kemundurannya.
Bukan hanya dari faktor eksternal, ada juga faktor internal yang berasal dari manajemen keuangan P. Ramlee, ia dikenal sebagai orang yang dermawan.
Suatu kejadian, dimana P. Ramlee membayar karyawan Show Studio yang telat dibayarkan gajinya, dikarenakan uang produksi yang mahal saat itu, kemudian P. Ramlee mengambil inisiatif untuk membayar sendiri gaji karyawan menggunaakan uang pribadi.
Bukan foya-foya atau membelanjakan uang membeli barang- barang mewah, P. Ramlee lebih memilih untuk membantu orang-orang yang membutuhkan.
Sayangnya, tepat pada 29 Mei 1973 P. Ramlee meninggal di usia yang masih 44 tahun.
Sebelum meninggal P. Ramlee berpesan kepada Saloma dan anak-anaknya dan sahabatnya untuk menjaga Saloma ketika ia nanti pergi untuk selama-lamanya.
Beberapa menit setelahnya, P. Ramlee terdiam, tubuhnya kaku, sontak Saloma mengira P. Ramlee ini pingsan dan berinisiatif memanggil ambulance, ternyata pada saat yang bersamaan P. Ramlee telah meninggal dunia.
Kematiannya yang mendadak membuat masyarakat Malaysia sontak kaget, media-media yang awal enggan memberitakan soal P. Ramlee pun, tiba-tiba menaikkan berita secara besar-besaran.
Perdana Menteri Abdurazzaq mengatakan “Tidak Mungkin Lahir Seorang Lagi, P. Ramlee”. Dan menyematkan P. Ramlee sebagai Tan Sri P. Ramlee Seniman Agung Negara.
Setelah kepergiannya, barulah bermunculan orang-orang yang fans dan menonton kembali fiilm-film dan lagu-lagu beliau.
Kakak ipar beliau Mariani Ismail pernah berkata “Ketika semasa hidup die diberi gelar Tan Sri, saye bangge. Tapi die dapat gela itu setela die meninggal? Saye tak rase ape-ape. Saya sedih, setelah die pergi baru di agung-agungkan orang, mase die hidup tak ade orang yang peduli”.
Dan setelah kepergian beliau, banyak cara yang digunakan pemerintah untuk mengenang Seniman Agung Negara ini,
Selain memberikan gelar Tan Sri di nama P. Ramlee, Rumah, Aula, Gedung, Jalan juga dinamai dengan nama beliau.
Rumah kelahiran beliau di Pineng, Malaysia pun di jadikan objek wisata, agar masyarakat bisa mengenang beliau dan merasakan kehadirannya.
Dan sempat juga, pada tanggal 22 Mei 2017, Google memberikan penghargaan berupa pembuatan doodle art P. Ramlee di homepage mereka, pada ulang tahun P. Ramlee ke-88.
Begitulah kisah pilu seniman agung P. Ramlee, yang jarang diketahui masyarakat. Riau24.com merangkup kisah ini dari berbagai sumber, dan berharap semoga tidak ada lagi, seniman dimanapun didunia ini yang tak dihargai dan dilupakan karyanya.
(***)