RIAU24.COM - Ekonomi AS mengalami peningkatan signifikan pada kuartal ketiga, tumbuh pada tingkat tahunan sebesar 4,3%, naik dari 3,8% pada kuartal sebelumnya.
Ini menandai pertumbuhan terkuat yang dialami ekonomi dalam dua tahun terakhir, melebihi ekspektasi.
Angka-angka ini muncul seiring dengan gambaran yang lebih jelas tentang perekonomian setelah penundaan pengumpulan data akibat penutupan pemerintahan AS.
Data tersebut mengungkapkan bahwa pengeluaran konsumen meningkat sebesar 3,5%, dibandingkan dengan 2,5% pada kuartal sebelumnya, meskipun ada kekhawatiran tentang inflasi dan perlambatan pasar kerja.
Peningkatan aktivitas konsumen ini, khususnya di sektor jasa kesehatan, merupakan salah satu pendorong utama di balik ekspansi ekonomi.
Meskipun pertumbuhan tahun ini menghadapi tantangan dari perubahan kebijakan perdagangan dan imigrasi, serta pemotongan pengeluaran pemerintah, perekonomian tetap mempertahankan momentum yang stabil.
Donald Trump memuji tarif sebagai faktor pendorong pertumbuhan ekonomi
Impor terus menurun, kemungkinan akibat pajak baru yang dikenakan pada pengiriman barang yang masuk ke AS setelah pengumuman tarif musim semi oleh Presiden Donald Trump.
Di sisi lain, ekspor mengalami pemulihan yang kuat, meningkat sebesar 7,4%.
Presiden Trump mengaitkan sebagian besar pertumbuhan ini dengan tarif yang diberlakukan pemerintahannya, mengklaim bahwa tarif tersebut memainkan peran penting dalam meningkatkan perekonomian.
Ia selanjutnya menyatakan bahwa kondisi akan terus membaik, dan menekankan bahwa tidak ada inflasi dan bahwa negara tersebut menikmati keamanan nasional yang kuat.
“TARIF bertanggung jawab atas Angka Ekonomi AS yang HEBAT yang BARU SAJA DIUMUMKAN…DAN AKAN TERUS MENJADI LEBIH BAIK! Juga, TIDAK ADA INFLASI & KEAMANAN NASIONAL YANG HEBAT. Berdoalah untuk Mahkamah Agung AS!!! Presiden DJT,” kata Presiden AS Donald Trump dalam unggahannya di Truth Social.
(***)
