Pertempuran Thailand-Kamboja Berlanjut Meskipun Trump Mengklaim Gencatan Senjata

R24/tya
Ketegangan Thailand-Kamboja/ AFP
Ketegangan Thailand-Kamboja/ AFP

RIAU24.COM Militer Thailand melancarkan serangan baru terhadap Kamboja untuk merebut kembali wilayah kedaulatan meskipun Presiden AS Donald Trump mengklaim gencatan senjata.

Pada hari Minggu, militer Thailand melaporkan bentrokan ‘tegang’ di situs-situs candi yang dipersengketakan, termasuk Prasat Ta Krabey dan Prasat Ta Muen Thorn, sementara Kamboja menuduh Thailand menyerang tiga desa di provinsi Banteay Meanchey dan melakukan serangan udara.

Meskipun Angkatan Darat Kerajaan Thailand mengatakan bahwa mereka tidak pernah menyebutkan gencatan senjata dan bahwa tidak ada rencana untuk menghentikan pertempuran, Kamboja mengklaim bahwa Thailand menyebarkan berita palsu.

Sementara itu, Thailand juga memberlakukan darurat militer di beberapa distrik di provinsi Trat paling timur.

Sebelumnya pada hari Sabtu, Presiden AS Trump mengatakan bahwa Perdana Menteri Thailand dan Kamboja siap untuk berdamai dan setuju untuk menghentikan pertempuran.

Trump mengumumkan gencatan senjata tersebut di platform media sosialnya, Truth Social, setelah berbicara dengan kedua pemimpin tersebut melalui telepon.

"Saya melakukan percakapan yang sangat baik pagi ini dengan Perdana Menteri Thailand, Anutin Charnvirakul, dan Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet, mengenai kebangkitan kembali perang berkepanjangan mereka yang sangat disayangkan. Mereka telah setuju untuk MENGHENTIKAN semua penembakan mulai malam ini, dan kembali ke Perjanjian Perdamaian asli yang dibuat dengan saya, dan mereka, dengan bantuan Perdana Menteri Malaysia yang hebat, Anwar Ibrahim," kata Trump dalam sebuah unggahan di Truth Social.

Trump juga menyebut pemicu bentrokan baru tersebut sebagai ‘kecelakaan.’

Bentrokan baru ini dipicu setelah seorang tentara Thailand terluka akibat ranjau darat, yang diduga ditempatkan di dekat wilayah perbatasan yang disengketakan oleh Kamboja, pada bulan November.

Kamboja membantah klaim tersebut, tetapi tentara Thailand itu kemudian meninggal dunia, yang mendorong Thailand untuk melancarkan serangan udara.

Negara-negara Asia Tenggara - Thailand dan Kamboja - bersengketa mengenai garis demarkasi era kolonial di perbatasan sepanjang 800 kilometer (500 mil) mereka.

Kedua negara juga mengklaim tanah di sekitar Kuil Preah Vihear abad ke-11 sebagai milik mereka.

Dalam bentrokan terbaru, setidaknya 15 orang, termasuk tentara Thailand dan warga sipil Kamboja, telah tewas sejauh ini. Lebih dari setengah juta orang telah mengungsi dari daerah perbatasan.

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak