RIAU24.COM - Menteri Luar Negeri China Wang Yi menyatakan pernyataan Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi soal Taiwan melewati batas.
Wang mengatakan, pernyataan Takaichi itu sangat mengejutkan.
"Sangat mengejutkan bahwa pemimpin Jepang saat ini secara terbuka menyampaikan sinyal yang salah tentang upaya intervensi militer dalam isu Taiwan, mengatakan hal yang tidak seharusnya mereka katakan, dan melewati batas yang seharusnya tidak disentuh," kata Wang dalam pernyataan yang diunggah di situs Kemlu China, dikutip dari AP, Senin (24/11).
Baca Juga: Jadi Rp 10 Juta, Biaya Izin Tinggal Tetap di Jepang Akan Naik 10 Kali Lipat
Wang mengatakan, China harus menanggapi dengan tegas tindakan Jepang dan bahwa semua negara memiliki tanggung jawab untuk mencegah kebangkitan militerisme Jepang.
Takaichi pada awal bulan ini mengatakan serangan China terhadap Jepang dapat mengancam keselamatan negara dan dapat jadi dasar respons militer negara itu. Pernyataan Takaichi itu membuat hubungan kedua negara memanas.
Bahkan, China telah mengirim surat ke Sekjen PBB Antonio Guterres mengkritik pelanggaran hukum internasional berat dan norma-norma diplomatik yang dilakukan Takaichi.
"Jika Jepang berani melakukan intervensi bersenjata dalam situasi Selat Taiwan, maka itu adalah tindakan agresi," kata Wakil Tetap China untuk PBB Fu Cong dalam suratnya.
"China dengan tegas akan menjalankan hak membela diri sesuai Piagam PBB dan hukum internasional, serta dengan teguh mempertahankan kedaulatan dan integritas wilayahnya," kata Fu lagi.
Bagi Beijing, Taiwan masuk dalam wilayah pemerintahan China sehingga dapat dicaplok secara paksa jika perlu. China keberatan dengan keterlibatan negara lain di Taiwan, utamanya AS yang merupakan pemasok utama senjata Taiwan. Taiwan juga adalah sekutu AS di Asia seperti Jepang dan Filipina.
Baca Juga: Laporan PBB: Setiap 10 Menit Seorang Perempuan Dibunuh oleh Keluarga atau Pasangannya di Rumah
Sikap Takaichi dinilai lebih tegas daripada sikap perdana menteri sebelumnya. Perdana menteri sebelum Takaichi memang menyatakan kekhawatirannya terhadap ancaman China ke Taiwan, tapi tidak pernah menyatakan kepada publik tentang bagaimana Jepang harus merespons.
Takaichi menolak menarik pernyataannya soal Taiwan, tapi menyatakan akan menghindari membicarakan skenario spesifik di masa mendatang.