RIAU24.COM - Presiden AS Donald Trump pada hari Selasa (18 November) mengumumkan penunjukan Arab Saudi sebagai sekutu utama non-NATO.
Hal ini ia sampaikan saat menjamu Putra Mahkota Mohammed bin Salman dalam jamuan makan malam gala di Gedung Putih.
"Malam ini, dengan bangga saya umumkan bahwa kami akan meningkatkan kerja sama militer kami ke tingkat yang lebih tinggi dengan secara resmi menunjuk Arab Saudi sebagai sekutu utama non-NATO, sesuatu yang sangat penting bagi mereka," ujar Trump.
Sebuah 'rahasia' terungkap?
Berbicara kepada pers, saat menjamu MBS dalam jamuan makan malam di Gedung Putih, Donald Trump menambahkan bahwa ia mengungkapkannya secara terbuka untuk pertama kalinya.
Ia mengklaim bahwa mereka ingin menyimpan sedikit rahasia untuk malam ini.
Saat ini, hanya 19 negara yang memegang status tersebut, yang memberikan kerja sama keamanan, intelijen, dan pertahanan yang lebih erat dengan Amerika Serikat.
Status ini merupakan simbol hubungan yang kuat dan memungkinkan peningkatan keuntungan militer dan finansial; namun, status ini bukanlah sebuah perjanjian dan dapat dicabut.
Trump merayu pangeran Saudi
Dalam kunjungan pertama MBS ke Washington setelah bertahun-tahun, Trump mengerahkan segala upaya untuk mengesankan sang raja Saudi, dengan mengajak Pangeran Mohammed terbang lintas, menampilkan pesawat tempur siluman F-35 buatan AS yang didambakan, dan tembakan meriam yang menggelegar.
Sanjungan berlanjut di Ruang Oval, ketika Trump menyebut sang raja Saudi sebagai teman yang sangat baik dan memujinya sebagai sosok yang luar biasa, dalam hal hak asasi manusia, dan segala hal lainnya.
Washington dan Riyadh kemudian menandatangani sejumlah kesepakatan, termasuk perjanjian kerja sama nuklir sipil yang menurut Gedung Putih akan berlangsung selama beberapa dekade.
Trump juga menyetujui paket penjualan pertahanan besar yang mencakup pengiriman di masa mendatang F-35.
Kedua negara juga sepakat untuk berbagi teknologi AI sambil melindungi teknologi AS dari pengaruh asing.
(***)