RIAU24.COM - Kasus medis yang dilaporkan pada tahun 1984 ini menyoroti situasi diagnostik yang sangat langka dan tidak biasa.
Seorang balita berusia 3 tahun di San Antonio, Texas, secara tidak sengaja terinfeksi bakteri Neisseria gonorrhoeae, penyebab penyakit gonore.
Tragedi ini berawal dari kelalaian sesaat. Dalam kasus medis yang diterbitkan di The New England Journal of Medicine (NEJM), ibu pasien, yang bekerja sebagai teknisi laboratorium mikrobiologi, membawa putranya saat ia melakukan perjalanan untuk mengumpulkan sampel klinis dari kantor dokter.
Diberitakan Live Science, suatu hari, setelah kembali ke rumah untuk menurunkan belanjaan, sang ibu meninggalkan putranya sebentar di mobil yang sedang diparkir.
Baca Juga: Sekjen PBB Mengecam Negara-negara di COP30 Brasil: ‘Kalian Gagal Menyelamatkan Planet Ini’
Ketika ia kembali, ia menemukan bahwa putranya telah merangkak ke kursi belakang, tempat cawan kultur diletakkan dan memakan sebagian besar isi dari salah satu piring laboratorium.
Cawan tersebut berisi "agar cokelat," media berwarna kecokelatan yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri. Meskipun dinamai berdasarkan warnanya dan tidak mengandung cokelat sungguhan, media tersebut mungkin terlihat menggiurkan bagi sang balita.
Infeksi Non-Seksual yang Sangat Langka
Sang ibu segera membawa anaknya ke dokter keluarga. Pemeriksaan sisa material dari cawan menunjukkan adanya bakteri N. gonorrhoeae.
Pada anak-anak, adanya bukti infeksi gonore seringkali mengarah pada kecurigaan pelecehan seksual. Namun, dalam kasus ini, para dokter mengamati kasus gonore yang ditularkan secara non-seksual yang sangat tidak biasa, terkait dengan paparan kultur laboratorium.
Setelah dimonitor, pada hari kedelapan setelah insiden, tes usap tenggorokan bocah tersebut berubah menjadi positif mengandung bakteri N. gonorrhoeae, meskipun laporan tidak mencatat apakah ia menunjukkan gejala, karena gonore di tenggorokan seringkali asimtomatik.
Dokter segera merawat infeksi tersebut sesuai pedoman CDC saat itu. Pengobatan melibatkan suntikan intramuskular antibiotik yang disebut procaine penicillin G.
Baca Juga: Donald Trump Umumkan Perluasan Perjanjian Abraham, Sebut Kazakhstan akan Bergabung
Balita itu juga diberikan probenecid yang dicampur ke dalam es krim. Probenecid berfungsi meningkatkan efek antibiotik dengan memperlambat laju pembersihannya dari tubuh.
Perawatan ini berhasil, menghasilkan "penyembuhan yang cepat," dan balita itu dinyatakan negatif bakteri pada tes berikutnya.
Kasus unik ini menjadi peringatan keras akan pentingnya protokol keselamatan dalam penanganan sampel biologis, sekaligus "mengingatkan kita akan risiko yang terlibat dalam meninggalkan anak-anak tanpa pengawasan di mobil," tambah penulis laporan tersebut.