Donald Trump Menuduh Rusia dan Tiongkok Melakukan Uji Coba Nuklir Rahasia

R24/tya
Donald Trump/ AFP
Donald Trump/ AFP

RIAU24.COM - Presiden AS Donald Trump pada hari Senin (2 November) mengklaim bahwa Rusia dan Tiongkok diam-diam melakukan uji coba nuklir bawah tanah.

Membela keputusannya yang mengejutkan untuk melanjutkan uji coba nuklir setelah lebih dari tiga dekade, presiden AS tersebut mengatakan bahwa meskipun Amerika Serikat menahan diri, negara-negara lain telah melakukan uji coba nuklir.

"Rusia sedang menguji coba, dan Tiongkok juga menguji coba, tetapi mereka tidak membicarakannya," klaim Trump dalam wawancara dengan acara 60 Minutes di CBS pada hari Minggu.

"Mereka menguji jauh di bawah tanah, di mana orang-orang tidak tahu persis apa yang terjadi dengan uji coba tersebut," ujarnya.

Komentar tersebut muncul beberapa hari setelah Trump memerintahkan militer AS untuk mempersiapkan uji coba senjata nuklir baru, yang pertama sejak 1992.

Ia berpendapat bahwa langkah tersebut diperlukan untuk memastikan persenjataan Amerika tetap andal dan untuk mengimbangi apa yang ia sebut sebagai uji coba rahasia oleh kekuatan-kekuatan saingan.

Pembelaan Trump atas dimulainya kembali uji coba nuklir di AS

Presiden AS itu menegaskan kembali keputusannya untuk memulai kembali uji coba nuklir dan mengatakan bahwa Amerika memiliki lebih banyak senjata nuklir daripada negara lain.

Rusia berada di posisi kedua. Tiongkok berada di posisi ketiga yang sangat jauh, tetapi negara-negara ini akan imbang dalam lima tahun.

"Tahukah Anda, mereka membuatnya dengan cepat. Denuklirisasi adalah hal yang sangat penting. Meskipun kita memiliki cukup senjata nuklir untuk meledakkan dunia 150 kali," tegasnya.

Ia menambahkan, "Rusia memiliki banyak senjata nuklir, dan Tiongkok akan memiliki banyak lagi. Mereka punya beberapa. Mereka punya cukup banyak."

Ketika ditanya mengapa Amerika Serikat perlu melanjutkan uji coba, Trump berkata, "Anda harus melihat cara kerjanya. Korea Utara terus-menerus menguji. Negara-negara lain juga menguji. Kami satu-satunya negara yang tidak menguji, dan saya ingin menjadi—saya tidak ingin menjadi satu-satunya negara yang tidak menguji."

Ia merujuk pada laporan terbaru uji coba rudal Rusia dan Korea Utara sebagai bukti bahwa negara-negara pesaing memperluas program nuklir mereka tanpa transparansi.

"Mereka tidak punya wartawan yang akan menulis tentangnya," katanya.

"Kami punya. Tidak, kami akan menguji, karena mereka menguji dan negara lain menguji. Dan tentu saja Korea Utara telah menguji. Pakistan telah menguji," ungkapnya.

Terakhir kali AS menguji senjata nuklir

Uji coba nuklir terakhir Amerika Serikat terjadi pada September 1992 dalam Operasi Julin, serangkaian tujuh ledakan bawah tanah yang dilakukan sebelum Washington menandatangani Perjanjian Larangan Uji Coba Nuklir Komprehensif (CTBT).

Perjanjian tersebut, yang melarang semua ledakan nuklir untuk tujuan sipil dan militer, telah ditandatangani oleh 187 negara dan diratifikasi oleh 178 negara.

Namun, Amerika Serikat — meskipun merupakan penandatangan — tidak pernah meratifikasi CTBT, sehingga memberi ruang bagi pemerintahan di masa mendatang untuk melanjutkan uji coba secara legal.

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak