RIAU24.COM - Sehari setelah serangan udaranya menewaskan lebih dari 100 orang di Gaza, militer Israel menyatakan akan mematuhi gencatan senjata yang ditengahi AS dengan Hamas.
Menyusul laporan tewasnya seorang tentara Israel di Rafah, Gaza selatan, pada hari Selasa, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan serangan dahsyat terhadap Gaza.
AS membela tindakan Israel dan menyatakan keyakinannya bahwa gencatan senjata akan tetap berlaku.
Sementara itu, Hamas menunda pemindahan sandera dengan alasan pelanggaran gencatan senjata.
Mediator regional Qatar menyatakan frustrasi atas perkembangan tersebut tetapi mendesak para pihak untuk mematuhi kesepakatan.
"Sesuai arahan eselon politik, dan setelah serangkaian serangan yang menargetkan puluhan target teror dan teroris, IDF telah memulai kembali penegakan gencatan senjata setelah Hamas melanggarnya," kata militer dalam sebuah pernyataan.
"IDF akan terus menegakkan perjanjian gencatan senjata dan akan menanggapi dengan tegas setiap pelanggarannya," tambahnya.
Sebelumnya pada hari Rabu, Presiden AS Donald Trump, yang sedang terbang menuju Korea Selatan dengan pesawat Air Force One, mengeluarkan tanggapan pertamanya terkait gencatan senjata antara Hamas dan Israel yang telah ia perantarai beberapa minggu lalu.
Menepis kemungkinan dimulainya kembali perang, Trump mengatakan bahwa tidak ada yang akan membahayakan gencatan senjata di Gaza.
Namun, ia mendukung hak Israel untuk membalas. Trump berkata, "Mereka membunuh seorang tentara Israel. Jadi, Israel membalas. Dan mereka seharusnya membalas."
Sebelumnya, Wakil Presiden AS JD Vance menyatakan keyakinannya bahwa gencatan senjata akan tetap berlaku.
Menyebut serangan terbaru Israel dan meningkatnya ketegangan dengan Hamas sebagai pertempuran kecil, Vance mengatakan bahwa perdamaian yang digagas Trump masih berlaku.
"Gencatan senjata masih berlaku. Bukan berarti tidak akan ada pertempuran kecil di sana-sini," kata Vance.
Berbicara kepada wartawan, Vance menambahkan bahwa Hamas atau pihak lain telah menyerang seorang tentara Israel, yang kemudian ditanggapi oleh Tel Aviv.
(***)