RIAU24.COM - Presiden AS Donald Trump pada hari Minggu (19 Oktober) menegaskan bahwa gencatan senjata yang ia bantu mediasi antara Israel dan Hamas tetap berlaku meskipun Israel melancarkan puluhan serangan di Gaza.
Israel mengklaim bahwa serangan tersebut dilakukan atas dugaan pelanggaran gencatan senjata oleh kelompok militan Palestina, Hamas.
Ketika ditanya oleh wartawan apakah gencatan senjata masih berlaku, Trump menjawab, "Ya, masih berlaku."
Ia juga menyatakan bahwa pimpinan Hamas tidak terlibat dalam dugaan pelanggaran gencatan senjata, dan malah berusaha ‘menyalahkan para pemberontak’ di dalam atas pelanggaran tersebut.
Berbicara kepada wartawan di pesawat Air Force One, Presiden AS, sambil menegaskan bahwa gencatan senjata Gaza masih berlaku, mengatakan, "Bagaimanapun, masalah ini akan ditangani dengan benar. Akan ditangani dengan tegas, tetapi dengan benar."
Trump, yang secara pribadi menjadi perantara gencatan senjata 10 Oktober yang mengakhiri perang brutal selama lebih dari dua tahun, mengatakan ia masih yakin perjanjian itu dapat dipertahankan. "Kami ingin memastikan bahwa kesepakatan ini akan berlangsung sangat damai dengan Hamas."
"Seperti yang Anda tahu, mereka cukup ribut. Mereka melakukan beberapa penembakan, dan kami pikir mungkin pimpinannya tidak terlibat dalam hal itu," tambahnya.
Israel melanjutkan serangan ke Gaza
Militer Israel menyatakan telah melanjutkan penegakan gencatan senjata setelah menyerang target-target Hamas Minggu pagi, menuduh kelompok tersebut menembaki pasukannya di dekat perbatasan Gaza.
Badan pertahanan sipil Gaza, yang beroperasi di bawah otoritas Hamas, melaporkan setidaknya 45 kematian akibat serangan Israel.
Militer Israel menyatakan sedang meninjau angka-angka korban tersebut.
Wakil Presiden JD Vance, yang berbicara secara terpisah kepada para wartawan, juga mendesak kesabaran, menggambarkan bentrokan yang kembali terjadi sebagai bagian dari keadaan pasang surut dalam penyelesaian pascaperang.
"Hamas akan menyerang Israel. Israel harus merespons," ujarnya.
"Jadi, kami pikir Israel memiliki peluang terbaik untuk perdamaian yang berkelanjutan. Namun, meskipun itu terjadi, akan ada banyak tantangan, dan kami harus memantau situasinya," pungkasnya.
(***)