RIAU24.COM - Pakistan dan Afghanistan telah sepakat untuk gencatan senjata segera, demikian diumumkan Kementerian Luar Negeri Qatar pada Minggu (19 Oktober).
Kesepakatan ini muncul setelah bentrokan lintas perbatasan yang mematikan selama berhari-hari, menewaskan puluhan orang, dan mengancam akan merusak hubungan yang sudah rapuh antara kedua negara tetangga tersebut.
Terobosan ini terjadi setelah perundingan darurat di Doha, yang dimediasi oleh Qatar dan Turki, yang bertujuan untuk menghentikan spiral kekerasan di sepanjang perbatasan.
Kementerian Luar Negeri Qatar, dalam sebuah pernyataan, mengumumkan pada Minggu pagi, “selama negosiasi, kedua belah pihak sepakat untuk segera melakukan gencatan senjata dan pembentukan mekanisme untuk memperkuat perdamaian dan stabilitas abadi antara kedua negara."
Pernyataan itu menambahkan bahwa pertemuan lanjutan akan diadakan dalam beberapa hari mendatang untuk memastikan gencatan senjata bertahan dan memverifikasi pelaksanaannya.
Pakistan konfirmasi gencatan senjata
Delegasi Islamabad dipimpin oleh Menteri Pertahanan Khawaja Asif dan kepala intelijen Jenderal Asim Malik.
Pihak Afghanistan diwakili oleh Menteri Pertahanan Mohammad Yaqoob, putra mendiang pendiri Taliban, Mullah Omar.
Setelah pertemuan Doha, Menteri Pakistan Asif mengonfirmasi bahwa kesepakatan gencatan senjata telah dicapai dan kedua negara akan bertemu kembali di Istanbul pada 25 Oktober.
"Terorisme di tanah Pakistan yang dilakukan dari Afghanistan akan segera dihentikan," kata Asif dalam sebuah unggahan media sosial, seraya menambahkan bahwa negara-negara tetangga akan saling menghormati kedaulatan.
Bentrokan Pakistan-Afghanistan
Pertemuan Doha menyusul gelombang serangan udara Pakistan Jumat malam yang menurut Kabul menewaskan sedikitnya sepuluh warga sipil, termasuk dua anak-anak, di Provinsi Paktika, Afghanistan.
Para pejabat setempat mengatakan kepada AFP bahwa tiga pemain kriket termasuk di antara korban tewas.
Namun, sumber militer Pakistan mengatakan serangan itu ditujukan kepada faksi militan yang terkait dengan Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP) yang baru-baru ini melancarkan serangan terhadap pasukan paramiliter di Pakistan.
Kekerasan meletus pada 11 Oktober, hanya beberapa hari setelah ledakan bom mengguncang Kabul saat kunjungan Menteri Luar Negeri Taliban, Amir Muttaqi, ke India, yang belum pernah terjadi sebelumnya — sebuah kunjungan yang dipandang Pakistan dengan kecurigaan.
Taliban menanggapi serangan Pakistan dengan memobilisasi pasukan di sepanjang perbatasan selatan, dengan kedua belah pihak saling tuduh melanggar gencatan senjata.
Kabul telah lama membantah klaim Islamabad bahwa mereka melindungi Taliban Pakistan, sementara Pakistan bersikeras TTP menggunakan wilayah Afghanistan sebagai basis serangan.
(***)