RIAU24.COM - Presiden AS Donald Trump memuji hari yang luar biasa bagi Timur Tengah saat menandatangani deklarasi pada hari Senin yang bertujuan untuk memperkuat gencatan senjata di Gaza.
Deklarasi ini terjadi beberapa jam setelah Israel dan Hamas bertukar sandera dan tahanan.
"Ini adalah hari yang luar biasa bagi dunia, ini adalah hari yang luar biasa bagi Timur Tengah," ujar Trump saat lebih dari dua lusin pemimpin dunia duduk untuk berunding di resor Sharm el-Sheikh.
Abdel Fattah El-Sisi, Presiden Mesir, mengatakan, “Mari kita jadikan momen bersejarah ini sebagai awal yang baru. Berakhirnya perang Gaza seharusnya menjadi akhir dari semua perang di kawasan ini. Kami sepenuhnya percaya pada kepemimpinan Trump untuk mewujudkan rencana ini. Solusi dua negara adalah satu-satunya cara untuk mengakhiri konflik ini.”
'Pembangunan kembali dimulai'
Saat berpidato di hadapan khalayak ramai setelah penandatanganan perjanjian damai, Trump berkata, "Inilah hari yang dinantikan oleh seluruh dunia. Akhirnya kita mencapai perdamaian di Timur Tengah. Para sandera telah dipulangkan dan pekerjaan lebih lanjut terus berlanjut. Bantuan kemanusiaan kini mengalir deras ke Gaza. Pembangunan kembali dimulai, saya rasa ini akan menjadi bagian termudah."
"Masa depan tidak akan ditentukan oleh pertempuran di masa lalu. Tidak akan ada Perang Dunia III di Timur Tengah. Kita semua sepakat bahwa rekonstruksi Gaza haruslah rekonstruksi yang didemiliterisasi," tambah presiden Amerika.
Mengapa Netanyahu tidak hadir di pertemuan puncak Gaza di Mesir?
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dilaporkan menggunakan tekanan diplomatik untuk melarang Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghadiri KTT Gaza di Mesir.
Menurut laporan AFP, Erdogan didukung oleh para pemimpin regional lainnya.
Perdana Menteri Israel awalnya diharapkan bergabung dengan para pemimpin dunia di KTT di Sharm El-Sheikh.
KTT tersebut berfokus pada diskusi tentang upaya untuk mengakhiri perang di Gaza.
Namun, kantor Netanyahu tiba-tiba mengumumkan bahwa ia tidak akan hadir, hanya 40 menit setelah kepresidenan Mesir mengonfirmasi kehadirannya.
Menurut sumber-sumber diplomatik Turki yang dikutip AFP, Erdogan memimpin lobi yang menentang kehadiran Netanyahu.
"Atas inisiatif Presiden (Recep Tayyip) Erdogan dan melalui upaya diplomatik Turki — dengan dukungan para pemimpin lainnya — Netanyahu tidak menghadiri pertemuan di Mesir," ujar seorang sumber kepada kantor berita tersebut.
(***)