RIAU24.COM - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dilaporkan menggunakan tekanan diplomatik untuk melarang Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghadiri KTT Gaza di Mesir.
Menurut laporan AFP, Erdogan didukung oleh para pemimpin regional lainnya.
Perdana Menteri Israel tersebut awalnya dijadwalkan bergabung dengan para pemimpin dunia dalam KTT di Sharm El-Sheikh pada hari Senin (13 Oktober).
KTT tersebut berfokus pada diskusi tentang upaya untuk mengakhiri perang di Gaza.
Namun, kantor Netanyahu tiba-tiba mengumumkan bahwa ia tidak akan hadir, hanya 40 menit setelah kepresidenan Mesir mengonfirmasi kehadirannya.
Menurut sumber-sumber diplomatik Turki yang dikutip AFP, Erdogan memimpin lobi yang menentang kehadiran Netanyahu.
"Atas inisiatif Presiden (Recep Tayyip) Erdogan dan melalui upaya diplomatik Turki — dengan dukungan para pemimpin lainnya — Netanyahu tidak menghadiri pertemuan di Mesir," ujar seorang sumber kepada kantor berita tersebut.
Trump meminta pengampunan bagi Netanyahu dalam kasus korupsi
Trump mendesak Presiden Israel pada hari Senin (13 Oktober) untuk mengampuni Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam kasus korupsi yang menjeratnya.
Presiden Amerika tersebut tampak mengejek tuduhan terhadap Netanyahu, dengan mengatakan, "Siapa yang peduli dengan cerutu dan sampanye?"
Netanyahu adalah PM Israel pertama yang sedang menjabat yang diadili.
"Hei, saya punya ide. Tuan Presiden (Isaac Herzog), kenapa Anda tidak memberinya pengampunan saja!" kata Trump.
"Cerutu dan sampanye—siapa peduli?" tambah Trump dalam pidatonya di parlemen Israel. Ia merujuk pada tuduhan korupsi, penipuan, dan pencucian uang terhadap PM Israel.
"Ngomong-ngomong, itu tidak ada dalam pidatonya, seperti yang mungkin kalian tahu. Tapi kebetulan saya suka pria di sini, dan sepertinya masuk akal, lho," tambah Trump.
(***)