RIAU24.COM - Penyelenggara armada bantuan menuju Gaza dan aktivis pro-Palestina mengatakan Selasa malam bahwa mereka mendengar ledakan dan melihat beberapa pesawat tak berawak yang menargetkan beberapa kapal mereka, yang saat ini berada di lepas pantai Yunani.
"Beberapa drone, benda tak dikenal dijatuhkan, komunikasi terputus, dan ledakan terdengar dari sejumlah kapal," kata Flotilla Sumud Global dalam sebuah pernyataan, tanpa menambahkan apakah ada korban jiwa.
"Kami menyaksikan operasi psikologis ini secara langsung, saat ini, tetapi kami tidak akan terintimidasi," kata pernyataan itu.
Aktivis hak asasi manusia Jerman dan anggota armada Yasemin Acar mengatakan dalam sebuah video yang diunggahnya di Instagram bahwa lima kapal telah diserang.
"Kami hanya membawa bantuan kemanusiaan," ujarnya.
"Kami tidak punya senjata. Kami tidak mengancam siapa pun. Israel-lah yang membunuh ribuan orang (dan) membuat seluruh penduduk kelaparan," tambahnya.
Dalam video sebelumnya, Acar mengatakan para aktivis telah melihat 15 hingga 16 pesawat tanpa awak, dan menambahkan bahwa radio mereka telah dirusak karena musik keras dapat terdengar.
Satu video yang diunggah di laman Instagram resmi armada itu memperlihatkan sebuah ledakan yang katanya direkam dari kapal Spectre pada pukul "01:43 GMT +3".
Dalam video lain yang diunggah di halaman yang sama, aktivis Brasil Thiago Avila mengatakan empat perahu telah dijadikan sasaran alat pelempar drone tepat sebelum ledakan lain terdengar di latar belakang.
Armada Global Sumud berlayar dari Barcelona awal bulan ini dengan tujuan untuk menerobos blokade Israel terhadap Gaza dan mengirimkan bantuan ke wilayah tersebut.
Saat ini jumlahnya 51 kapal, yang sebagian besar berlokasi di lepas pantai Pulau Kreta, Yunani.
Kapal tersebut telah menjadi sasaran dua serangan pesawat tak berawak yang diduga terjadi di Tunisia, tempat kapalnya berlabuh sebelum melanjutkan pelayaran menuju Gaza.
Di antara pesertanya yang terkenal adalah aktivis lingkungan Greta Thunberg.
Israel mengatakan pada hari Senin bahwa mereka tidak akan mengizinkan kapal-kapal itu mencapai Gaza.
Israel memblokir dua upaya sebelumnya oleh para aktivis untuk mencapai Gaza melalui laut pada bulan Juni dan Juli.
Israel berada di bawah tekanan internasional yang besar atas perangnya di Gaza, yang telah memicu krisis kemanusiaan yang mengerikan di wilayah Palestina.
Bulan lalu, sebuah badan yang didukung oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa secara resmi menyatakan bencana kelaparan di sebagian wilayah Gaza.
Dan pada tanggal 16 September, penyelidik PBB menuduh Israel melakukan genosida di wilayah yang terkepung, hampir dua tahun setelah perang meletus menyusul serangan Hamas terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober 2023.
(***)