Ribuan Orang Tanda Tangan Petisi Pencopotan Gus Yahya dari MWA UI Imbas Undang Pembicara Pro-Zionist Israel 

R24/zura
Ribuan Orang Tanda Tangan Petisi Pencopotan Gus Yahya dari MWA UI Imbas Undang Pembicara Pro-Zionist Israel. (Tangkapan layar)
Ribuan Orang Tanda Tangan Petisi Pencopotan Gus Yahya dari MWA UI Imbas Undang Pembicara Pro-Zionist Israel. (Tangkapan layar)

RIAU24.COM -Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Indonesia (UI), Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, kembali menyampaikan permohonan maaf secara terbuka terkait kontroversi kehadiran akademikus pro-Zionis, Peter Berkowitz, sebagai pembicara dalam acara kampus pada 23 Agustus 2025.

Permintaan maaf ini disampaikan setelah muncul petisi yang menuntut pencopotan Gus Yahya dari jabatannya di MWA UI.

Menanggapi petisi dan desakan tersebut, Gus Yahya menyampaikan permohonan maaf setulus-tulusnya kepada seluruh sivitas akademika UI. Ia mengakui adanya kelalaian dalam memeriksa latar belakang narasumber yang diundang.

“Saya menyesal atas kelalaian ini. Dengan penuh kerendahan hati, saya memohon maaf kepada pimpinan UI, dosen, mahasiswa, tenaga kependidikan, dan alumni,” kata Gus Yahya dalam pernyataan resmi yang diterima detikcom, Kamis (18/9/2025).

“Saya berkomitmen untuk menerapkan mekanisme pengecekan yang lebih ketat dan melibatkan berbagai pihak agar setiap langkah sejalan dengan nilai luhur dan reputasi Universitas Indonesia,” lanjutnya.

Ia juga menegaskan kembali komitmennya, baik secara pribadi maupun sebagai bagian dari MWA UI, untuk mendukung perjuangan bangsa Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Sebagai bentuk komitmen tersebut, Gus Yahya menyatakan dukungan penuh terhadap pembentukan UI-Palestine Center dan siap berkontribusi dalam pengembangannya.

Latar Belakang Kontroversi

Mengutip laman change.org, peristiwa ini berawal dari kegiatan Pengenalan Sistem Akademik Universitas (PSAU) UI yang menghadirkan Peter Berkowitz sebagai pembicara. Kehadiran akademikus yang disebut terafiliasi dengan Zionisme itu menimbulkan keresahan di kalangan mahasiswa dan alumni UI, yang dikenal memiliki sikap kuat mendukung kemerdekaan Palestina.

Komunitas mahasiswa Universitas Indonesia Student for Justice in Palestine (UI SJP) langsung merespons dengan menggelar sejumlah aksi, antara lain “UI Tolak Zionisme”, audiensi dengan pihak rektorat, diskusi pembentukan UI Palestine Center (UIPC), hingga penyusunan proposal kuliah umum dengan mengundang profesor asal Palestina.

Setelah ditelusuri, Gus Yahya yang juga menjabat Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), dikonfirmasi sebagai pihak yang bertanggung jawab atas undangan terhadap Berkowitz. Ia kemudian mengakui kelalaiannya dan telah meminta maaf kepada rektor UI serta masyarakat.

Namun, permintaan maaf itu dinilai belum cukup. UI SJP kemudian meluncurkan petisi berjudul “Dukung Pencopotan Yahya Cholil Staquf dari Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia”. Hingga kini, petisi tersebut sudah ditandatangani 2.814 orang sejak dibuat pada 12 September 2025.

Petisi tersebut bertujuan mencegah kejadian serupa terulang serta menjaga nama besar UI dari keterkaitan dengan Zionisme. UI SJP juga menyoroti rekam jejak Gus Yahya yang dinilai memiliki irisan dengan tokoh maupun agenda Zionis.

Di antaranya adalah mengundang Berkowitz dalam Akademi Kepemimpinan Nasional NU 2025, menghadirkan Berkowitz pada forum agama G20 tahun 2022, serta kunjungan PBNU ke Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada 2018.

Menurut UI SJP, tindakan dan rekam jejak tersebut telah mencoreng sembilan nilai luhur UI, khususnya nilai keadilan dan kemartabatan.

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak