Shigeru Ishiba Mengundurkan Diri Sebagai PM Jepang Kurang dari Setahun Setelah Menjabat

R24/tya
Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba /AFP
Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba /AFP

RIAU24.COM Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba telah memutuskan untuk mengundurkan diri kurang dari setahun setelah menjabat, lapor media lokal pada hari Minggu (7 September).

Keputusan ini diambil setelah kekalahan telak partainya dalam pemilihan majelis tinggi baru-baru ini.

Pemimpin Partai Demokrat Liberal (LDP) yang telah lama mendominasi ini diperkirakan akan mengumumkan keputusannya dalam konferensi pers pada hari yang sama (09.00 GMT/14.30 WIB), lapor NHK.

Pengunduran dirinya membuka jalan bagi pemilihan kepemimpinan baru, dengan para anggota parlemen partai dan pejabat daerah akan mengajukan permohonan resmi pada hari Senin.

Mengapa dia mengundurkan diri?

Kejatuhan Ishiba dipicu oleh tekanan yang semakin besar dari dalam dirinya sendiri.

Mantan Perdana Menteri Taro Aso dan tokoh senior lainnya dilaporkan telah mendesaknya untuk mundur, dengan alasan ia harus bertanggung jawab atas kemunduran pemilu.

Pada Sabtu malam, Menteri Pertanian Shinjiro Koizumi dan mantan perdana menteri lainnya dilaporkan bertemu Ishiba untuk mendesaknya mengundurkan diri secara sukarela.

LDP, yang telah memerintah Jepang hampir tanpa gangguan sejak 1955, menghadapi kemarahan pemilih yang semakin besar atas kenaikan harga, skandal korupsi, dan merosotnya standar hidup.

Kredibilitas partai tersebut juga telah terguncang oleh apa yang disebut para kritikus sebagai politik gaya lamanya.

Janji 'Jepang baru'

Ishiba, seorang politisi karier yang akhirnya memenangkan kepemimpinan tahun lalu pada upaya kelimanya, telah menjanjikan ‘Jepang baru.’

Namun, masa jabatannya yang singkat membuatnya kehilangan mayoritas di kedua majelis parlemen, sehingga melemahkan LDP.

Kepergiannya yang diperkirakan akan membuka jalan bagi pertarungan sengit di antara para pesaing.

Nasionalis garis keras Sanae Takaichi, yang kalah dari Ishiba dalam pemilihan 2024, telah mengisyaratkan niatnya untuk mencalonkan diri.

Menteri Pertanian Shinjiro Koizumi juga dipandang sebagai calon potensial.

Jajak pendapat menunjukkan opini publik terpecah.

Survei Nikkei pada akhir Agustus menemukan 52% responden menentang kontes kepemimpinan, meskipun Takaichi dinilai sebagai penerus yang ‘paling tepat.’

Di media sosial, para pendukung Ishiba yang moderat berunjuk rasa dengan tagar #IshibaDontQuit.

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak