Alasan Kebiasaan Konsumsi Ini Bisa Percepat Penuaan Otak hingga 1,6 Tahun

R24/dev
Alasan Kebiasaan Konsumsi Ini Bisa Percepat Penuaan Otak hingga 1,6 Tahun
Alasan Kebiasaan Konsumsi Ini Bisa Percepat Penuaan Otak hingga 1,6 Tahun

RIAU24.COM - Pemanis buatan yang terdapat dalam yoghurt dan minuman bersoda dapat merusak kemampuan berpikir dan mengingat, serta tampaknya menyebabkan kerusakan jangka panjang bagi kesehatan, demikian temuan riset baru.
Orang yang mengonsumsi pemanis buatan dalam jumlah terbesar seperti aspartam dan sakarin mengalami penurunan daya kognitif 62 persen lebih cepat, setara dengan bertambahnya usia 1,6 tahun, kata para peneliti.

"Temuan kami menunjukkan kemungkinan kerusakan jangka panjang akibat konsumsi pemanis rendah dan tanpa kalori, buatan dan gula alkohol, terhadap fungsi kognitif," demikian laporan riset, dikutip dari The Guardian.

Ini merupakan laporan terbaru yang memperingatkan bahaya ditimbulkan pemanis buatan. Studi sebelumnya menunjukkan risiko lain yang juga bisa terjadi adalah diabetes tipe 2, kanker, masalah jantung, depresi dan demensia, serta merusak dinding usus.

"Kaitan pemanis dengan penurunan kognitif sangat mengkhawatirkan sehingga konsumen sebaiknya menggunakan tagatose, pemanis alami, atau alternatif seperti madu atau sirup maple," saran para peneliti.

Inikah Pemicunya?

Mereka mengamati dampak tujuh pemanis terhadap kesehatan partisipan studi, 12.772 pegawai negeri sipil di Brasil, dengan usia rata-rata 52 tahun yang dipantau selama delapan tahun. Partisipan mengisi kuesioner yang merinci asupan makanan dan minuman mereka selama setahun terakhir, dan kemudian menjalani tes keterampilan kognitif seperti kelancaran verbal dan ingatan kata.

Namun, tren ini hanya diamati pada peserta di bawah usia 60 tahun. Hal ini menunjukkan orang dewasa paruh baya perlu didorong untuk mengurangi penggunaan pemanis, tambah mereka.

Pemanis yang diteliti juga ditemukan dalam air beraroma, makanan penutup rendah kalori, dan minuman energi.

"Pemanis rendah dan tanpa kalori sering dianggap sebagai alternatif gula yang sehat. Namun, temuan kami menunjukkan pemanis tertentu dapat memiliki efek negatif pada kesehatan otak seiring waktu," kata Claudia Kimie Suemoto, dari Universitas São Paulo di Brasil, penulis utama studi tersebut.

Studi di jurnal Neurology menemukan pemanis buatan dipakai sebagai pengganti gula yang sehat bisa berakhir keliru karena penggunaannya sangat luas.

Kaitan dengan penurunan fungsi kognitif, terutama memori kerja kemampuan mengingat informasi untuk berpikir, menyelesaikan masalah, dan kelancaran verbal.

Meski begitu, badan-badan industri makanan dan minuman meragukan temuan tersebut.

"Berdasarkan pengakuan penulis sendiri, studi ini tidak dapat membuktikan penyebabnya," kata Gavin Partington, Direktur Jenderal Asosiasi Minuman Ringan Inggris.

Asosiasi Pemanis Internasional atau International Sweetener Association (ISA) menyatakan bahwa terdapat konsensus ilmiah yang telah mapan menyatakan pemanis buatan aman.

"Penelitian ini merupakan studi observasional, yang hanya dapat menunjukkan hubungan statistik, bukan hubungan sebab-akibat langsung," kata ISA dalam sebuah pernyataan.

"Hubungan yang dilaporkan antara konsumsi pemanis dan penurunan kognitif tidak membuktikan bahwa yang satu menyebabkan yang lain." *** 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak