RIAU24.COM - Di tengah ketidakpastian pasar, emas dianggap sebagai instrumen investasi yang andal.
Hal ini karena harga emas tidak terlalu berfluktuasi sehingga dapat membahayakan investasi masyarakat.
Pertumbuhan emas memang lambat namun berkelanjutan.
Emas juga semakin populer berkat hadirnya emas digital, yang tidak membatasi kemampuan masyarakat untuk membeli logam mulia mengingat besarnya investasi.
Namun, ada banyak hal yang perlu diperhatikan sebelum membeli emas, karena orang cenderung melakukan banyak kesalahan saat berinvestasi.
Berikut ini beberapa kesalahan paling umum yang dilakukan pembeli emas.
Pilihan untuk membeli emas digital
Banyak orang berpikir bahwa membeli emas fisik adalah satu-satunya cara untuk berinvestasi dalam logam mulia.
Namun, selain emas batangan dan koin, ETF (Exchange-Traded Fund) emas, saham pertambangan emas, dan obligasi emas negara juga merupakan instrumen investasi emas lainnya.
Emas fisik membutuhkan penyimpanan, sedangkan ETF dan obligasi tidak.
Namun, penyimpanan emas fisik melibatkan biaya manajemen.
Kemurnian, ketidaktahuan sertifikasi
Saat membeli emas fisik, banyak orang tidak menyadari kemurnian logam tersebut.
Emas tersedia dalam kadar 24 karat, 22 karat, dan 18 karat, tergantung pada campuran logam lainnya. Emas 24 karat adalah yang paling murni.
Selain itu, seseorang harus membeli emas bertanda resmi, yang menjamin kemurniannya.
Jika Anda tidak memperhatikan hal-hal ini, Anda dapat mengalami kerugian.
Selain itu, Anda harus memiliki fasilitas penyimpanan yang memadai untuk emas fisik.
Brankas akan dikenakan biaya sewa.
Riset pasar yang buruk, membeli emas yang terlalu mahal
Sebelum membeli emas untuk tujuan investasi, perlu dipahami bahwa harga bergantung pada tren ekonomi global.
Sebaiknya teliti sebelum membeli emas.
Sebaiknya beli emas saat harga sedang turun, bukan saat harga sedang tinggi.
Beberapa penjual mengenakan premi yang tinggi di atas harga emas sebenarnya.
Selain itu, untuk tujuan investasi, sebaiknya hindari membeli perhiasan karena biaya pembuatannya yang mahal.
Diversifikasi investasi
Emas merupakan pilihan investasi yang baik.
Namun, kita tidak boleh menaruh semua telur dalam satu keranjang.
Investor sebaiknya tidak membeli emas dengan seluruh uang mereka.
Pilihan investasi lain mungkin memberikan imbal hasil yang lebih baik.
Oleh karena itu, penting untuk mengeksplorasi instrumen keuangan lain juga, seperti reksa dana.
Kita harus memiliki portofolio yang seimbang, termasuk saham, properti, dan aset lainnya.
Mengabaikan Pajak dan Biaya Tersembunyi
Di banyak negara, emas dikenakan pajak keuntungan modal.
Pajak ini juga memiliki implikasi pajak.
Jadi, sebelum membeli emas, seseorang harus memahami semua pajak ini.
(***)