RIAU24.COM - Pada Kamis malam, 20 Maret 2025, Gunung Lewotobi Laki-Laki kembali meletus hebat—kolom abu menyembur hingga 8.000 meter di atas puncak dan ditandai dengan berbagai jenis gempa seperti gempa letusan, embusan, harmonik, hingga tektonik lokal dan jauh Kompas.
Erupsi eksplosif bahkan terjadi lagi pada 7 Juli 2025, dengan kolom abu setinggi 18.000 meter, awan panas meluncur hingga 5 km ke utara dan timur laut geologi.esdm.go.idKementerian ESDM.
Aktivitas vulkanik ini mengancam flora dan fauna endemik Flores, terutama di zona penyangga taman nasional lokal yang kaya keanekaragaman hayati.
Abu vulkanik mencemari udara dan memicu gangguan ekosistem, sementara potensi banjir lahar di musim hujan menambah risiko terhadap habitat dan produktivitas tanah Kompas.
Masyarakat diimbau tidak beraktivitas dalam radius 6–8 km dan tetap mematuhi langkah mitigasi dari PVMBG.
Upaya pengawasan visual, drone, serta pemantauan kegempaan terus dilakukan untuk menjaga keselamatan warga dan keberlangsungan lingkungan sekitar.
Meski fenomena erupsi tak dapat diprediksi, mitigasi dini dapat membendung dampak ekologis yang lebih luas.
(***)