RIAU24.COM - Korban tewas akibat penembakan di sebuah masjid dan serangan terhadap beberapa desa terdekat di Nigeria barat laut telah meningkat menjadi 50, laporan dari seorang pejabat setempat pada hari Rabu.
Orang-orang bersenjata menyerbu masjid di kota Unguwan Mantau di negara bagian Katsina saat salat subuh pada hari Selasa, menurut anggota parlemen Aminu Ibrahim.
"Para bandit menewaskan 30 orang dan membakar 20 lainnya selama serangan di beberapa desa," kata Ibrahim kepada parlemen negara bagian.
Pihak berwenang sebelumnya melaporkan setidaknya 13 orang tewas di masjid tersebut.
Belum ada yang mengaku bertanggung jawab langsung atas serangan itu.
Serangan semacam itu umum terjadi di wilayah barat laut dan utara-tengah Nigeria, tempat para penggembala dan petani sering bentrok karena akses terbatas ke tanah dan air.
Sebuah serangan bulan lalu di Nigeria utara-tengah menewaskan 150 orang.
Konflik tersebut menjadi lebih mematikan dalam beberapa tahun terakhir, dengan pihak berwenang dan analis memperingatkan bahwa lebih banyak penggembala yang mengangkat senjata.
Pada hari Selasa, Komisaris Negara Bagian Katsina, Nasir Mu'azu, mengatakan tentara dan polisi telah dikerahkan di wilayah Unguwan Mantau untuk mencegah serangan lebih lanjut.
Ia menambahkan bahwa orang-orang bersenjata sering bersembunyi di antara tanaman pertanian selama musim hujan untuk melakukan penyerangan terhadap masyarakat.
Ia mengatakan serangan masjid tersebut kemungkinan merupakan balasan atas serangan yang dilakukan oleh warga Unguwan Mantau pada akhir pekan di mana beberapa orang bersenjata disergap dan dibunuh.
Puluhan kelompok bersenjata memanfaatkan terbatasnya kehadiran pasukan keamanan di wilayah kaya mineral Nigeria, menyerang desa-desa dan di sepanjang jalan utama.
Para petani menuduh para penggembala, yang sebagian besar berasal dari suku Fulani, menggembalakan ternak mereka di lahan pertanian dan merusak hasil panen mereka.
Para penggembala bersikeras bahwa lahan tersebut merupakan jalur penggembalaan yang pertama kali didukung oleh hukum pada tahun 1965, lima tahun setelah kemerdekaan negara tersebut.
Terpisah dari konflik tersebut, Nigeria sedang berjuang untuk membendung pemberontak Boko Haram di timur laut, di mana sekitar 35.000 warga sipil telah tewas dan lebih dari 2 juta orang mengungsi, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa.
(***)