RIAU24.COM - Kecelakaan bus tragis di Afghanistan barat menewaskan sedikitnya 79 orang, termasuk 17 anak-anak.
Bus tersebut membawa migran Afghanistan yang dideportasi dari Iran, BBC melaporkan, mengutip juru bicara Kementerian Dalam Negeri Taliban.
Sebagian besar korban tewas berada di dalam bus yang sedang dalam perjalanan menuju Kabul.
Bus tersebut sedang dalam perjalanan dari Iran ke ibu kota Afghanistan pada Selasa malam, ketika bertabrakan dengan sepeda motor dan kendaraan lain di provinsi barat Herat dekat perbatasan Iran, kata seorang pejabat senior pemerintah Afghanistan, Ahmadullah Muttaqi.
“Mobil itu membawa bahan bakar dan terbakar setelah bertabrakan dengan bus yang penuh penumpang,” katanya.
Ia menambahkan, “Bus tersebut juga terbakar dan sebagian besar penumpang di dalamnya meninggal dunia akibat luka bakar.”
"Semua penumpang adalah migran yang menaiki kendaraan di Islam Qala," kata juru bicara gubernur provinsi Mohammad Yousuf Saeedi kepada kantor berita AFP, merujuk pada sebuah kota di dekat perbatasan Afghanistan–Iran.
Menurut polisi Herat, kecelakaan itu terjadi karena kecepatan berlebihan dan kelalaian pengemudi bus.
Muttaqi juga mengatakan bahwa para pengungsi Afghanistan ini kembali ke rumah setelah menghabiskan waktu lama di Iran, tetapi mereka tidak dapat mencapai tujuan karena bus yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan tragis.
Para migran Afghanistan ini termasuk di antara ratusan ribu warga Afghanistan yang telah kembali dalam beberapa bulan terakhir dari Iran dan Pakistan, setelah pengumuman tindakan keras pada Oktober 2024, dengan klaim bahwa mereka tinggal secara ilegal.
Sejak tahun 1970-an, jutaan orang telah meninggalkan Afghanistan ke Iran dan Pakistan karena berbagai alasan.
Para migran Afghanistan mengeluh bahwa di kedua negara tersebut, mereka menghadapi diskriminasi dan kekerasan sistematis.
Menurut pejabat hak asasi manusia PBB, lebih dari dua juta orang telah kembali ke Afghanistan dari Iran dan Pakistan sejak awal tahun, termasuk lebih dari 1,8 juta dari Iran dan hampir 400.000 dari Pakistan.
Namun, pihak berwenang di Iran dan Pakistan membantah bahwa mereka secara khusus menargetkan warga Afghanistan.
(***)