Tiongkok Uji Turbin Angin Terapung Terbesar di Dunia yang Dapat Memasok Listrik untuk 6.300 Rumah Per Tahun

R24/tya
Turbin angin terapung Tiongkok pecahkan rekor daya /China Huaneng Group
Turbin angin terapung Tiongkok pecahkan rekor daya /China Huaneng Group

RIAU24.COM - Para insinyur Tiongkok telah meluncurkan prototipe turbin angin terapung yang telah mencetak rekor baru dalam pembangkitan listrik, yang berpotensi membentuk kembali masa depan energi terbarukan.

Dikembangkan oleh badan usaha milik negara China Huaneng Group dan Dongfang Electric Corporation, turbin ini dirancang untuk menghasilkan 17 megawatt (MW) listrik bersih, atau sekitar 68 juta kilowatt jam (kWh) per tahun.

Menurut Badan Informasi Energi AS, jumlah ini cukup untuk memasok listrik bagi sekitar 6.300 rumah tangga di Amerika.

Nacelle turbin, rumah yang menampung generator, terpasang pada menara setinggi 152 meter, dengan bilah-bilah berdiameter 262 meter di atasnya.

Setiap putaran penuh menyapu area seluas 53.000 meter persegi, setara dengan hampir delapan lapangan sepak bola.

Menguji rekayasa ekstrem di laut

Para pengembang proyek menekankan bahwa kondisi lepas pantai menghadirkan tantangan yang cukup besar, dengan turbin yang harus mampu menahan angin kencang dan ombak yang kuat.

Prototipe baru ini telah direkayasa untuk bertahan menghadapi ombak setinggi lebih dari 24 meter dan angin berkecepatan lebih dari 73 mil per jam, setara dengan kondisi berkekuatan topan.

Akhir tahun ini, turbin tersebut akan diuji coba di lepas pantai Yangjiang di Tiongkok selatan.

Jika berhasil, uji coba ini dapat menandai terobosan dalam energi terbarukan lepas pantai dengan menunjukkan bahwa turbin terapung dapat menghasilkan listrik skala besar secara andal di perairan dalam, di mana struktur dasar tetap tradisional tidak memungkinkan.

Memperluas tenaga angin ke perairan yang lebih dalam

Meskipun turbin angin lepas pantai dengan dasar tetap mendominasi instalasi saat ini, penggunaannya terbatas pada perairan yang relatif dangkal.

Laut Utara, misalnya, memiliki kedalaman rata-rata 90 meter, sehingga cocok untuk sistem dasar tetap.

Namun, dengan sebagian besar lautan di dunia yang jauh lebih dalam, rata-rata 3.682 meter menurut Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA), sistem terapung sangat penting untuk memanfaatkan potensi angin lepas pantai global.

Pemimpin pasar saat ini termasuk GE Vernova Haliade-X, yang menghasilkan 13 MW dan digunakan di Ladang Angin Dogger Bank di Inggris, dan turbin Siemens Gamesa berkapasitas 11 MW di Ladang Angin South Fork, AS.

Dongfang Electric juga menguji turbin dasar tetap berkapasitas 26 MW pada Juni 2025.

Namun, menurut perkiraan Dewan Energi Angin Global (GWEC), sekitar 80 persen sumber daya angin lepas pantai dunia berada di perairan dengan kedalaman lebih dari 60 meter, terlalu dalam untuk fondasi tetap.

Pengenalan turbin terapung yang memecahkan rekor dapat menjadi transformatif bagi negara-negara dengan perairan pesisir yang dalam.

Jepang, misalnya, memiliki potensi terbatas untuk proyek angin dengan dasar tetap, tetapi telah menetapkan target untuk memproduksi 30–45 gigawatt (GW) angin lepas pantai pada tahun 2040, dengan turbin terapung yang diharapkan akan memainkan peran krusial.

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak