Netanyahu Bikin Zona Perang, Bakal 'Paksa' Relokasi Warga Gaza

R24/zura
Netanyahu Bikin Zona Perang, Bakal 'Paksa' Relokasi Warga Gaza. (X/Foto)
Netanyahu Bikin Zona Perang, Bakal 'Paksa' Relokasi Warga Gaza. (X/Foto)

RIAU24.COM Agresi militer Israel ke wilayah Gaza, Palestina, masih terus berlanjut sejak Oktober 2023 silam. Terbaru, Israel akan membuat zona perang dan 'memaksa' warga Gaza direlokasi ke wilayah selatan kawasan tersebut.

Hingga Jumat (15/8), setidaknya sudah hampir 62 ribu orang tewas di Gaza akibat agresi Israel.

Menurut berbagai sumber medis di Gaza, mayoritas dari para korban tewas itu adalah perempuan dan anak-anak sedangkan jumlah korban luka-luka juga meningkat menjadi 155.275 orang.

Kemudian korban terbaru, mengutip dari Aljazeera, pada Sabtu (16/8) ada 25 warga Palestina, di mana 12 di antaranya tewas saat hendak mengantre bantuan kemanusiaan di Gaza. Kantor HAM PBB menyatakan setidaknya ada 1.760 warga Palestina yang terbunuh saat sedang mencari atau mengantre bantuan kemanusiaan sejak akhir Mei lalu.

Kemudian pada akhir pekan ini, mengutip dari Reuters, militer Israel (IDF) memerintahkan warga-warga Gaza untuk pindah ke wilayah selatan pada Minggu (17/8) besok. Pasalnya, Israel akan makin kencang memborbardir Gaza City sebagai 'zona perang' memburu milisi Hamas.

Juru Bicara IDF, Avichay Adraee, menggunakan bahasa Arab menyatakan langkah tersebut akan didasarkan pada arahan dari 'tingkat politik'. Sepekan lalu, pemerintahan Israel di bawah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyetujui rencana kontroversial untuk merebut Gaza City.

"Penyediaan tenda dan peralatan penampungan bagi penduduk di sektor tersebut akan diperbarui," tulis Adraee di akun media sosial X.

"Peralatan tersebut akan diangkut melalui penyeberangan Kerem Shalom oleh PBB dan organisasi bantuan internasional setelah menjalani pemeriksaan menyeluruh oleh personel dari Otoritas Penyeberangan Darat yang berafiliasi dengan Kementerian Pertahanan," imbuhnya.

Sementara itu, Hamas mengecam langkah 'penghancuran Gaza City secara sistematis' oleh Israel.

Faksi yang berada di Gaza itu dalam pernyataannya menyatakan Israel menggunakan jet tempur, meriam, hingga robot peledak alias drone untuk membuat, "Penghancuran sistematis di wilayah tersebut sebagai bagian dari perang pemusnahan yang biadab dan rencana kriminal yang bertujuan menghancurkan Jalur Gaza dan semua bentuk dan sarana kehidupan di dalamnya."

Hamas juga menyertakan pernyataan pejabat seniornya, Mahmoud Mardawi, yang menegaskan militer Israel dan para pemukimnya yang brutal, "Tidak akan berhasil menghalangi rakyat kami untuk mempertahankan tanah dan properti mereka, dengan serangan-serangan mereka termasuk di seluruh wilayah Tepi Barat."

Ia mengatakan bahwa, "Kebijakan penggusuran melalui serangan-serangan teroris para pemukim yang menargetkan kota-kota dan desa-desa Palestina di Tepi Barat akan gagal."

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak