RIAU24.COM - Bank sentral Australia, Reserve Bank of Australia (RBA), telah mengumumkan penurunan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, sehingga menjadi 3,6 persen.
Ini menandai penurunan suku bunga ketiga tahun ini dan mencerminkan tantangan berkelanjutan yang dihadapi oleh ekonomi negara tersebut.
Langkah tersebut diambil sebagai respons terhadap pertumbuhan ekonomi yang lebih lemah dari perkiraan dan penurunan inflasi yang berkelanjutan, yang ingin dipertahankan RBA dalam kisaran targetnya 2-3 persen.
Keputusan bank sentral ini muncul setelah inflasi di Australia turun menjadi 2,1 persen pada kuartal kedua, tingkat terendah sejak Maret 2021.
Penurunan ini dikaitkan dengan kebijakan moneter yang lebih ketat dan menurunnya permintaan agregat.
Gubernur RBA, Michele Bullock, menekankan bahwa inflasi telah menurun secara substansial dari puncaknya pada tahun 2022, tetapi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan telah terhenti, yang menyebabkan RBA menyesuaikan perkiraan ekonominya.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi diturunkan di tengah kinerja yang lesu
Selain pemangkasan suku bunga, RBA menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Australia menjadi 1,7 persen untuk tahun ini, turun dari perkiraan sebelumnya sebesar 2,1 persen.
Revisi ini mencerminkan permintaan publik yang lebih lemah dari perkiraan pada awal 2025, yang kemungkinan besar tidak akan terkompensasi pada sisa tahun ini.
Perekonomian hanya tumbuh 1,3 persen pada kuartal pertama, lebih rendah dari perkiraan 1,5 persen.
Secara triwulanan, pertumbuhan bahkan lebih lemah, hanya tumbuh 0,2 persen, dibandingkan dengan perkiraan 0,4 persen.
Stagnasi pertumbuhan ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk berkurangnya belanja publik, melemahnya permintaan konsumen, dan kinerja ekspor yang lebih rendah.
Meskipun menghadapi tantangan-tantangan ini, inflasi terus bergerak mendekati kisaran target RBA, dan pasar tenaga kerja tetap relatif stabil, meskipun tingkat pengangguran naik menjadi 4,3 persen pada bulan Juni dari 4,1 persen pada bulan Februari.
Pemangkasan suku bunga diperkirakan akan terus berlanjut di tengah ketidakpastian ekonomi global
Meskipun perekonomian Australia menghadapi tantangan, prospek penurunan suku bunga di masa mendatang masih menjadi spekulasi.
Analis dari Commonwealth Bank of Australia memperkirakan penurunan suku bunga lagi pada bulan November, dengan potensi pelonggaran lebih lanjut pada awal 2026.
Beberapa pakar memperkirakan suku bunga akan turun menjadi 2,85 persen pada pertengahan 2026, sebagian besar disebabkan oleh revisi prakiraan inflasi RBA.
Faktor-faktor internasional, termasuk tarif perdagangan AS dan kondisi ekonomi global, juga memainkan peran penting dalam keputusan kebijakan moneter Australia.
RBA mencatat bahwa meskipun risiko perang dagang global yang sangat merugikan telah berkurang, ketidakpastian tetap ada.
Melemahnya dolar Australia, turun 0,15 persen menjadi 0,6501 terhadap dolar AS, mencerminkan tekanan ekonomi global, terlepas dari upaya RBA untuk menstabilkan inflasi.
(***)