RIAU24.COM - Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Jumat bahwa ia telah memerintahkan pengerahan dua kapal selam nuklir ke wilayah yang sesuai sebagai tanggapan atas ancaman nuklir Rusia.
Trump telah saling serang dengan mantan presiden Dmitry Medvedev, yang kini menjabat sebagai wakil ketua Dewan Keamanan Rusia, selama beberapa hari terakhir.
"Berdasarkan pernyataan yang sangat provokatif dari Mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, yang sekarang menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Keamanan Federasi Rusia, saya telah memerintahkan dua Kapal Selam Nuklir untuk ditempatkan di wilayah yang tepat, untuk berjaga-jaga jika pernyataan bodoh dan provokatif ini lebih dari sekadar itu," kata Trump dalam sebuah postingan di Truth Social.
"Kata-kata sangat penting, dan seringkali dapat menyebabkan konsekuensi yang tidak diinginkan. Saya harap ini tidak termasuk. Terima kasih atas perhatian Anda terhadap masalah ini!" tambah Trump dalam unggahan tersebut.
Perkembangan ini terjadi setelah beberapa perdebatan di media sosial antara Trump dan Medvedev meningkat beberapa jam sebelumnya.
Trump mengatakan Medvedev harus berhati-hati dalam sebuah unggahan tengah malam, dan Medvedev mengingatkannya tentang kemampuan nuklir Rusia yang tersisa dari masa Uni Soviet.
Medvedev menuduh Trump terlibat dalam permainan ultimatum.
Moskow, yang telah menetapkan persyaratannya sendiri untuk perdamaian di Ukraina, belum menunjukkan tanda-tanda bahwa mereka akan mematuhi tenggat waktu baru Trump selama 10 hari.
Medvedev telah muncul sebagai salah satu tokoh garis keras anti-Barat Kremlin yang paling lantang sejak Rusia menginvasi Ukraina pada tahun 2022.
Setelah Trump menetapkan batas waktu baru untuk gencatan senjata dengan Rusia, Medvedev menanggapinya dengan memperingatkannya bahwa hal itu merupakan langkah menuju perang dan menambahkan, “Jangan menempuh jalan Sleepy Joe!”
Sebagai tanggapan, Trump menyebut Medvedev sebagai mantan Presiden yang gagal dan memperingatkannya untuk berhati-hati dalam berbicara karena ia memasuki wilayah berbahaya.
Medvedev juga membalas pada hari Jumat dan menyinggung sistem serangan otomatis ‘Dead Hand’ Rusia yang konon dapat melancarkan respons nuklir skala penuh jika Rusia diserang terlebih dahulu.
Medvedev juga mengejek Trump dengan mengatakan, "Jika beberapa kata dari mantan Presiden Rusia dapat memicu reaksi gelisah dari Presiden Amerika Serikat yang perkasa, maka Rusia pasti sepenuhnya benar."
(***)