RIAU24.COM - Indonesia berencana untuk meningkatkan impor barang-barang Amerika, termasuk pesawat terbang dan gandum, sebagai bagian dari negosiasinya dengan Amerika Serikat untuk mengamankan tarif yang lebih rendah atas ekspornya sendiri, pernyataan Airlangga Hartarto kepada Reuters pada tanggal 4 Juli.
Berbicara sebagai negosiator utama Indonesia dalam pembicaraan yang sedang berlangsung, Airlangga mengatakan maskapai milik negara Garuda Indonesia dan raksasa makanan Indofood siap untuk meningkatkan pembelian produk-produk AS, termasuk pesawat terbang dari Boeing dan gandum Amerika, dalam upaya untuk mengamankan persyaratan perdagangan yang lebih menguntungkan.
Garuda Indonesia dilaporkan tengah berdiskusi untuk membeli hingga 75 pesawat Boeing, sementara Indofood, yang dikenal dengan mi instannya, dapat meningkatkan impor gandum.
Kedua perusahaan menolak berkomentar mengenai negosiasi yang sedang berlangsung.
Kesepakatan perdagangan bertujuan untuk mempersempit defisit dan meningkatkan investasi
Pembicaraan tersebut merupakan bagian dari perjanjian senilai $34 miliar yang diharapkan akan dirampungkan minggu depan.
Perjanjian tersebut kemungkinan akan mencakup peningkatan pembelian barang-barang Amerika oleh Indonesia dan investasi baru oleh perusahaan-perusahaan Indonesia di AS.
Airlangga mengatakan Indonesia juga menawarkan tarif mendekati nol kepada AS untuk ekspor utama, khususnya produk pertanian, yang saat ini dikenakan bea masuk antara 0 persen dan 5 persen.
Namun, ia menekankan bahwa Indonesia mengharapkan pengurangan timbal balik dari Washington, di mana barang-barang Indonesia masih dikenakan tarif setinggi 32 persen.
"Kami ingin melihat komitmen yang sama dari pihak AS," kata Airlangga kepada Reuters.
"Pengurangan tarif akhir akan bergantung pada seberapa besar AS bersedia melakukan penyesuaia," tambahnya.
Sebagai imbalannya, Jakarta berupaya mendapatkan tarif yang lebih rendah untuk ekspor Indonesia seperti elektronik, tekstil, dan alas kaki.
Susiwijono Moegiarso, pejabat senior dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, juga mengatakan kepada Reuters bahwa sektor-sektor ini sangat penting bagi ekonomi ekspor Indonesia dan memerlukan akses yang lebih baik ke pasar AS.
Peluang investasi mineral di atas meja
Indonesia juga telah memberikan tawaran kepada AS untuk berinvestasi di sektor mineral penting, termasuk tembaga, nikel, dan bauksit, yang merupakan bahan baku utama dalam produksi kendaraan listrik dan baterai.
Airlangga menegaskan bahwa kerja sama militer tidak termasuk dalam negosiasi tersebut.
Pada tahun 2024, defisit perdagangan barang AS dengan Indonesia mencapai $17,9 miliar.
Menurut data perdagangan, ekspor utama Amerika ke Indonesia meliputi kacang kedelai, gas minyak bumi, dan pesawat terbang.
(***)