RIAU24.COM - Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, melontarkan kritik tajam terhadap putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memisahkan pelaksanaan Pemilu nasional dan daerah.
Menurutnya, keputusan tersebut bukan hanya menuai polemik, tetapi juga telah memutar balikkan logika berpikir publik.
“Sekarang ini kita menyaksikan bagaimana yang hitam bisa dibilang putih, yang putih dikatakan hitam, sedikit abu-abu. Ini semua karena tak ada lagi rasa tanggung jawab terhadap penegakan logika hukum dan demokrasi,” ujar Paloh dilansir dari akun tiktok @metrotv pada Senin (10/7).
Surya Paloh menyesalkan sikap MK yang menurutnya telah menyimpang dari tugas utama sebagai penjaga konstitusi.
Dia menilai keputusan tersebut justru melemahkan nilai-nilai demokrasi dan prinsip kedaulatan rakyat yang selama ini menjadi pilar penting dalam sistem politik Indonesia.
“Mahkamah Konstitusi seharusnya menjadi benteng terakhir penjaga konstitusi. Bukan justru membuat putusan yang membingungkan dan mencederai keadilan,” tegasnya.
Dalam pernyataan yang penuh nada kekecewaan, Paloh juga menyoroti sikap partai-partai politik terhadap isu ini.
“Kalau NasDem tidak bersuara, lebih baik bubar saja,” tegas Paloh.
Dia menegaskan bahwa idealisme harus tetap menjadi prinsip yang melekat pada setiap partai politik, terutama ketika demokrasi sedang diuji.
Paloh menyatakan bahwa Partai NasDem akan terus mengawal konstitusi dan memastikan bahwa keputusan-keputusan yang menyangkut masa depan demokrasi Indonesia tidak keluar dari nilai-nilai keadilan, transparansi, dan kedaulatan rakyat.
(aln)