RIAU24.COM - Serangan Israel kembali menargetkan tenaga medis. Terbaru, Direktur RS Indonesia di Gaza menjadi korban tewas bersama sejumlah anggota keluarganya saat Israel membom kediamannya.
Lubna Al Sultan menjadi satu-satunya anak Dr Marwan Al Sultan yang masih hidup setelah kejadian memilukan itu. Dia mengatakan sang ayah mendedikasikan hidupnya untuk merawat pasien meski dalam situasi yang paling sulit.
"Ayah saya adalah seorang dokter spesialis jantung di RS Indonesia, Direktur RS Indonesia, dia tidak terlibat dalam gerakan apa pun dan tidak berafiliasi dengan siapapun," ujar Lubna kepada The Guardian dikutip Kamis (3/7/2025).
"Dia hanya peduli dengan orang-orang yag sakit, merawat mereka selama perang," sambungnya.
Lubna sangat terpukul dengan kematian anggota keluarganya, mengutuk keras serangan Israel terhadap anggota medis.
Rumah Sakit Indonesia telah menjadi sasaran puluhan serangan, termasuk pemboman, penggerebekan, dan pembakaran yang disengaja. Akibatnya, banyak pasien dan anggota tenaga medis terbunuh sementara infrastruktur rumah sakit hancur secara bertahap.
Serangan besar terakhir terjadi pada bulan Mei ketika IDF menghancurkan generator dan departemen utama rumah sakit, yang memaksa tenaga medis, termasuk al-Sultan, untuk mengungsi.
Di antara para pekerja kesehatan yang tewas dalam 50 hari terakhir terdapat tiga dokter lainnya, kepala perawat rumah sakit Indonesia dan rumah sakit anak-anak al-Nasser, salah satu bidan paling senior di Gaza, seorang teknisi radiologi senior, dan puluhan lulusan kedokteran muda serta perawat magang.
Pada tanggal 6 Juni, hari pertama Idul Fitri, sembilan pekerja kesehatan tewas dalam satu hari akibat serangan udara di Gaza utara, tempat mereka berlindung bersama keluarga mereka.
Diperkirakan masih ada ratusan pekerja perawatan kesehatan dari Gaza yang ditahan Israel, tempat mereka melaporkan penyiksaan, pemukulan, dan penahanan tanpa dakwaan. ***