Untuk Pertama Kalinya Sejak Perang Dingin, Jet Tempur Inggris akan Membawa Hulu Ledak Nuklir

R24/tya
Foto jet tempur siluman F-35A /AFP
Foto jet tempur siluman F-35A /AFP

RIAU24.COM Inggris sedang memperluas kemampuan penangkal nuklirnya secara substansial.

Perdana Menteri Keir Starmer pada hari Selasa (24 Juni) mengatakan bahwa Inggris akan membeli satu skuadron yang terdiri dari 12 jet tempur siluman F-35A yang mampu membawa senjata nuklir dari Amerika Serikat, yang akan memperkuat kemampuan nuklirnya dalam satu generasi.

Keputusan untuk membeli jet tempur berkemampuan nuklir muncul di tengah dunia yang menyaksikan situasi seperti perang antara Israel dan Iran, India dan Pakistan, dan konflik Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung.

"Pesawat berkemampuan ganda F-35 ini akan menandai era baru bagi Angkatan Udara Kerajaan kita yang terdepan di dunia dan menangkal ancaman musuh yang mengancam Inggris dan Sekutu kita," kata Starmer.

Dengan ini, Inggris akan bergabung dengan misi nuklir udara NATO.

Starmer akan membuat pengumuman kepada sekutu NATO di Den Haag yang akan berlangsung minggu ini di Belanda.

Sejak berakhirnya Perang Dingin, persenjataan nuklir Inggris terbatas pada rudal yang diluncurkan dari kapal selam di kapal selam Angkatan Laut Kerajaan.

Situasi seperti perang baru-baru ini mendorong Inggris mengambil tindakan?

Berbicara kepada AFP, spesialis nuklir di Institut Hubungan Internasional Prancis (Ifri) mengatakan, "berlanjutnya re-nuklirisasi Eropa, kebutuhan baru akan senjata nuklir, dan penguatan pencegahan NATO, dalam menghadapi musuh, Rusia".

Negara-negara NATO yang bertemu di Den Haag minggu ini diperkirakan akan menjanjikan lima persen dari PDB untuk pertahanan pada tahun 2035, di bawah tekanan dari Presiden AS Donald Trump.

Semua ini dilihat dari meningkatnya ancaman dari Rusia yang memiliki kemampuan nuklir dan konflik terkini antara Israel dan Iran.

Negara-negara Eropa, setelah konflik terjadi, berupaya keras meyakinkan Presiden AS Donald Trump bahwa mereka serius dalam memperkuat kemampuan mereka untuk mempertahankan Eropa, alih-alih terlalu bergantung pada AS.

"Di era ketidakpastian radikal, kita tidak bisa lagi menganggap perdamaian sebagai sesuatu yang biasa," kata Starmer.

"Komitmen Inggris terhadap NATO tidak perlu diragukan lagi, begitu pula kontribusi aliansi tersebut dalam menjaga keamanan Inggris, tetapi kita semua harus meningkatkan perlindungan untuk kawasan Euro-Atlantik bagi generasi mendatang," katanya lebih lanjut.

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak