RIAU24.COM - Hasil Kongres Biasa PSSI yang dilangsungkan di Kuningan, Jakarta Selatan pada Rabu 4 Juni 2025 salah satunya menetapkan Presiden Prabowo Subianto menjadi Dewan Kehormatan PSSI.
“Tadi Kongres PSSI memutuskan. Semua menerima. Ini yang saya sampaikan,” kata Ketua Umum PSSI Erick Thohir seusai kongres dikutip dari Antara, Rabu (4/6).
Lalu, apa alasan PSSI menetapkan Prabowo sebagai dewan kehormatan?
Erick menerangkan, penetapan Prabowo sebagai dewan kehormatan merupakan wujud bahwa PSSI dan pemerintah berjalan secara beriringan dalam membantu memajukan sepak bola Indonesia.
Baca Juga: Gagal Juara Piala AFF U-23 2025, Berikut Rangkuman Catatan Buruk Indonesia
Di sisi lain, keberadaan Prabowo sebagai dewan kehormatan juga menepis isu-isu negatif yang berkembang di antara PSSI dan pemerintah.
“Berapa kali PSSI kena intervensi pemerintah, apa benar pemerintah intervensi atau egosektoral dari bagian pemerintah? Atau dibalik, kita sebagai federasi, perlu dana pemerintah. Ketika timnas bagus kita bilang itu PSSI, lupa pemerintah nyumbang,” kata Erick.
“Kalau pemerintah dan PSSI jalan seiring, apalagi Presiden sebagai pimpinannya, Insya Allah isu-isu intervensi, isu-isu berpisah, ini kita bisa minimalisasi. Membangun sepak bola tidak mungkin PSSI sendiri,” tambahnya.
Erick menambahkan, Prabowo telah menyetujui penetapan dirinya sebagai Dewan Kehormatan PSSI.
“Jadi alhamdulillah, tadi makanya habis ini langsung di kongres kita akan usulkan. Salah satu memang sudah masuk ke statuta,” ujar Erick dikutip dari Kompas.com, Rabu (4/6).
Setelah resmi menjadi Dewan Kehormatan PSSI, Erick berharap Prabowo menyaksikan laga Timnas Indonesia vs China di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (5/6) pukul 20.45 WIB.
Kemenangan atas China penting bagi Indonesia untuk memperbesar peluang lolos ke putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Selain menetapkan Prabowo, Kongres Biasa PSSI juga menghasilkan beberapa keputusan yang penting bagi kemajuan sepak bola nasional.
Salah satunya perubahan Statuta PSSI yang memberikan peran kepada daerah, terutama Asosiasi Provinsi (Asprov), Asosiasi Kota (Askot), dan Asosiasi Kabupaten (Askab).
Ketiga asosiasi tersebut diperkuat perannya karena menjadi perpanjangan tangan PSSI untuk membangun sepak bola nasional secara merata di nusantara.
“Yang terpenting dalam perubahan statuta itu bahwa peran sepak bola nasional sekarang tidak hanya bergantung hanya di nasional itu sendiri, tetapi kita berharap justru sekarang ujung tombaknya ke daerah-daerah,” jelas Erick dikutip dari laman resmi PSSI, Rabu (4/6).
Baca Juga: Daftar Pembalap Paling Sering Kecelakaan hingga Paruh MotoGP 2025, Teratas dari Honda
“Selama ini ketika kita membangun sepak bola di daerah-daerah, sulit sekali koordinasi antara asprov dan juga kota,” tambah Menteri BUMN tersebut.
Erick menambahkan, peran asprov dalam statuta baru yang ditetapkan pada 2025 sangat kuat. Ketua Asprov PSSI tetap dipilih secara terbuka.
Lalu, untuk membangun infrastrukturnya, pimpinan Asprov PSSI akan menunjuk Ketua Askot PSSI dan Askab PSSI.