RIAU24.COM - Dalam cerita klasik seperti Cinderella, perempuan selalu digambarkan menikah dengan pria yang status sosialnya lebih tinggi. Kini, tren itu mulai berubah. Makin banyak perempuan sukses justru menjalin hubungan dengan pria yang pendidikannya lebih rendah atau penghasilannya lebih kecil.
Fenomena ini dikenal sebagai hipogami, kebalikan dari hipergami (perempuan menikah naik kelas). Tren ini makin terlihat di negara-negara Barat seiring banyaknya perempuan yang menempuh pendidikan tinggi dan mandiri secara finansial.
"Jumlah perempuan berpendidikan tinggi kini jauh melampaui laki-laki," kata Nadia Steiber, sosiolog dari Universitas Wina, dikutip dari BBC.
Studi Pew Research Center mencatat, pada 2022 sekitar 24 persen perempuan di AS menikah dengan pria berpendidikan lebih rendah, naik dari 19 persen pada 1972. Sementara itu, perempuan yang menjadi pencari nafkah utama dalam rumah tangga, mencapai 16 persen.
Dulu, pria dianggap harus lebih sukses dari pasangannya. Kini, banyak perempuan mencari pasangan yang setara secara emosional, bukan hanya secara ekonomi.
"Perempuan sekarang lebih memilih hubungan yang suportif dan saling menghargai," kata Michelle Begy dari Ignite Dating.
Namun, tak semua negara mengalami perubahan serupa. Di India, Tiongkok, Iran, dan Jepang, norma tradisional masih kuat. Di China, misalnya, perempuan berpendidikan tinggi yang belum menikah dijuluki 'sheng nu' alias 'perempuan sisa'.
Meski hipogami meningkat, hubungan seperti ini tidak selalu mudah. "Pria bisa merasa terancam jika pasangannya lebih sukses," ujar Steiber.
Sementara itu, Catherine Hakim, sosiolog dari Inggris, menyebut bahwa meski perempuan makin banyak kuliah, sistem sosial masih cenderung mempertahankan peran pria sebagai pencari nafkah utama.
"Bahkan di negara Skandinavia, pria masih menyumbang 75 persen pendapatan rumah tangga," ujarnya.
Namun satu hal jelas, pandangan soal siapa menikah dengan siapa tak lagi sesederhana cerita dongeng. Kini, hubungan dibangun bukan hanya atas dasar status, tapi juga kesetaraan dan dukungan emosional.