RIAU24.COM -Mantan anggota pasukan Israel (Israel Defense Force/IDF) sekaligus eks sandera Hamas mengungkapkan curahan hati (curhat) saat masa-masa penyekapannya dan beberapa sandera dari Israel.
Na'ama Levy bahkan blak-blakan mengatakan ia paling takut mati terkena serangan rudal Israel ketimbang perlakuan oleh Hamas.
Wanita yang sempat berkarier di IDF itu dibebaskan pada Januari lalu saat gencatan senjata antara Hamas dan pasukan Israel.
Pada awal-awal perang, warga Israel mantan sandera Hamas juga pernah menyampaikan perasaan takut dibunuh oleh serangan pasukan Israel, seperti yang terungkap dalam bocoran percakapan mereka yang dilaporkan media Israel, Ynet.
Media itu menyebut mantan sandera mengatakan bahwa "tidak takut terhadap Hamas, tapi Israel yang bisa membunuh kami. Kemudian mereka (pasukan Israel) mengatakan 'Hamas akan membunuh kalian.'"
Dalam pengakuan terbaru, Levy membagikan pengalaman horornya saat ikut aksi protes di Alun-alun Sandera Tel Aviv ketika masih menjadi sandera Hamas. Ia ikut demonstrasi menuntut pemerintah segera mengupayakan lagi sisa sandera yang ditawan Hamas.
"(Serangan) mereka muncul tak terduga. Pertama, kami mendengar bunyi peluit (peringatan serangan rudal) dan berdoa rudal itu tidak jatuh di atas kami," ujar Levy dikutip dari CNN.
"Kemudian terdengar ledakan yang amat keras sampai-sampai melumpuhkan badan. Lantai berguncang keras," ia menambahkan.
Saat serangan membabi-buta itu muncul, Levy mengaku pasrah.
"Setiap saat, saya merasa yakin hidup saya akan berakhir. Itu merupakan salah satu pengalaman paling mengerikan dalam hidup berada di sana dan (serangan rudal Israel) itu lebih membahayakan hidup saya dari apapun," tutur Levy.
"Itu kenyataan yang pernah saya rasakan. Sekarang itu kenyataan yang masih mereka (para sandera) rasakan," lanjutnya.
Ia sulit membayangkan betapa buruknya penderitaan yang kini masih dirasakan para sandera yang masih ditawan Hamas.
"Bahkan sekarang, saat ini, para sandera mendengar suara peluit sekaligus ledakan, mereka pasti amat ketakutan. Tak ada tempat untuk kabur, hanya bisa berdoa dan merapat ke tembok dengan perasaan kacau dan pasrah," ucap Levy.
Pernyataan Levy itu mengemuka saat para keluarga sandera kembali mencecar pemerintah Israel untuk segera mengupayakan pembebasan sandera Hamas.
(***)