Kenali Tanda, Cegah Risiko dari Stroke Cryptogenic

R24/dev
Kenali Tanda, Cegah Risiko dari Stroke Cryptogenic
Kenali Tanda, Cegah Risiko dari Stroke Cryptogenic

RIAU24.COM - Stroke merupakan kondisi darurat medis yang terjadi akibat gangguan aliran darah ke otak, baik karena penyumbatan maupun pendarahan. Kedua kondisi ini dapat merusak fungsi otak secara signifikan. Namun, terdapat jenis stroke yang belum diketahui penyebab pastinya, yakni 'Stroke Cryptogenic', menjadi tantangan dalam dunia medis karena dapat mencapai 30-40% dari seluruh kasus stroke iskemik.

Secara umum, stroke terbagi menjadi dua jenis utama: stroke hemoragik yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah, dan stroke iskemik akibat sumbatan. Stroke iskemik merupakan jenis yang paling banyak ditemukan, sekitar 80-85% kasus. Di antara stroke iskemik, terdapat kategori yang belum memiliki penyebab yang jelas bahkan setelah evaluasi menyeluruh disebut Stroke Cryptogenic.

Kondisi ini termasuk jenis stroke sumbatan, namun berbeda karena penyebab pastinya tidak ditemukan meskipun sudah dilakukan pemeriksaan komprehensif. Risiko kekambuhan stroke ini cukup tinggi, sehingga penting untuk mengidentifikasi potensi penyebabnya sejak dini.

"Pada kasus Stroke Cryptogenic ditemukan beberapa kondisi mendasar yang meningkatkan risiko pembekuan darah di jantung dan pembuluh darah, sehingga menghambat aliran darah ke otak," ungkap Dr. Ade Imasanti Sapardan, Sp.JP-FIHA, selaku Dokter Spesialis Kardiologi Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dalam keterangan tertulis, Selasa (6/5/2025).

Menurutnya, beberapa faktor tersebut meliputi Patent Foramen Ovale (PFO), yaitu kelainan bawaan jantung yang memungkinkan gumpalan darah berpindah dari vena ke arteri. Kemudian, Atrial Fibrilasi Paroksismal, yaitu gangguan irama jantung yang sering tidak terdeteksi dalam pemeriksaan rutin. Selain itu, ada juga Aterosklerosis Minor, yaitu timbunan plak kecil di pembuluh darah, dan terakhir, Gangguan Koagulasi berupa penggumpalan darah atau trombofilia, yang memicu risiko pembekuan darah.

"Terdapat faktor risiko lainnya, seperti riwayat keturunan penyakit kardiovaskular, hipertensi, gangguan kolesterol (dislipidemia), penyakit metabolic seperti diabetes, merokok, hingga obesitas," tambahnya.

Ia menjelaskan, Gaya hidup sehat dan teratur sebagai pencegahan utama, disertai pemeriksaan berkala dan konsumsi obat sesuai anjuran dokter bagi penyintas stroke. Untuk mengetahui faktor-faktor tersebut, pemeriksaan laboratorium seperti pengecekan gula darah, kolesterol, tes koagulasi, trombofilia, serta inflamasi lewat CRP dan homosistein sangat disarankan. ***

 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak