Donald Trump Dikecam Setelah Terima Rencana ‘Hadiah’ Jet Boeing 747-8 dari Keluarga Kerajaan Qatar

R24/tya
Donald Trump /Reuters
Donald Trump /Reuters

RIAU24.COM - Presiden AS Donald Trump menghadapi gelombang pengawasan baru setelah laporan tentang rencananya untuk menerima jet jumbo Boeing 747-8 yang mahal dari Qatar sebagai ‘hadiah’ muncul.

ABC News dan The New York Times pertama kali melaporkan bahwa keluarga kerajaan Qatar menawarkan pesawat itu sebagai ‘hadiah’, yang berpotensi menjadikannya yang paling mahal yang pernah diterima oleh pemerintah AS.

Di tengah kekhawatiran pelanggaran Konstitusi AS, klausul emolumennya melarang pejabat pemerintah menerima hadiah dari Raja, Pangeran atau Negara asing mana pun dan kekhawatiran tentang pengaruh asing, Trump membela langkah itu di media sosial.

Pada hari Minggu, memposting di platform media sosialnya Truth Social, presiden AS berusia 78 tahun itu mengklaim bahwa jet Boeing hanyalah ‘hadiah’ sementara yang akan menggantikan model berusia empat dekade yang ada.

Namun, dia juga bersikeras bahwa laporan yang menggambarkannya sebagai hadiah tidak akurat.

Dia mengklaim bahwa proses pemberian hadiah berlangsung sebagai transaksi transparan tetapi tidak merinci apakah Qatar mendapatkan/mengharapkan sesuatu sebagai imbalan.

Trump juga bersikeras jet itu akan diserahkan sementara ke Departemen Pertahanan sebelum dipindahkan ke perpustakaan kepresidenannya setelah dia meninggalkan kantor.

Mengecam Demokrat atas apa yang dia sebut dorongan Demokrat yang ‘bengkok’ untuk Air Force One baru yang tidak perlu, dia berkata, "mereka bersikeras kami membayar, TOP DOLLAR, untuk pesawat."

"Siapa pun bisa melakukan itu! Demokrat adalah Pecundang Kelas Dunia!!," tambahnya.

Qatar juga bergerak dengan cepat menjauhkan diri dari persepsi hadiah politik. Ali Al-Ansari, atase media negara itu di Washington, mengatakan, "kemungkinan transfer pesawat untuk penggunaan sementara sebagai Air Force One saat ini sedang dipertimbangkan antara Kementerian Pertahanan Qatar dan Departemen Pertahanan AS.”

Pernyataan Para Kritikus

Anggota parlemen di seluruh spektrum politik mengibarkan bendera merah tentang hadiah yang akan datang.

Melabelinya ‘sangat ilegal’, Senator Chris Murphy (D-CT) mengatakan, "Ini bukan ide yang baik bahkan jika pesawat itu disumbangkan kepada pemerintah AS. Tapi Trump BISA MEMPERTAHANKAN PESAWAT??? Ini hanyalah pembayaran tunai kepada Trump dengan imbalan bantuan. Sangat ilegal.”

Perwakilan Kelly Morrison (D-MN) menyebut, “pengaturan itu korupsi di depan mata."

Bahkan sekutu Trump Laura Loomer mengecam langkah itu, dengan mengatakan, "Kami tidak dapat menerima 'hadiah' $ 400 juta dari para jihadis dalam jas. Qatar mendanai proksi Iran yang sama di Hamas dan Hizbullah yang telah membunuh Anggota Layanan AS."

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak