RIAU24.COM - Beberapa jam setelah Presiden AS Donald Trump mengajukan seruan kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk segera menyetujui proposal Vladimir Putin untuk pembicaraan langsung di Turki pada 15 Mei, Zelensky setuju dengan mengatakan, "Saya akan menunggu Putin di Turki secara pribadi."
Namun, dia menegaskan kembali permintaannya untuk gencatan senjata 30 hari dari Rusia mulai Senin (12 Mei) untuk memberikan dasar yang diperlukan untuk diplomasi.
Mengambil ke situs micro-blogging X, Zelensky menulis, "Kami menunggu gencatan senjata penuh dan abadi, mulai besok, untuk menyediakan dasar yang diperlukan untuk diplomasi. Tidak ada gunanya memperpanjang pembunuhan. Dan saya akan menunggu Putin di Turki pada hari Kamis. Pribadi. Saya berharap kali ini Rusia tidak akan mencari alasan.”
'Adakan pertemuan SEKARANG' memberi tahu Trump kepada Zelensky
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump memuji proposal Vladimir Putin untuk pembicaraan langsung dengan Ukraina dan mengatakan ini setidaknya akan menentukan apakah kesepakatan mungkin atau tidak.
Dia menyebut langkah itu sebagai kemungkinan akhir dari pertumpahan darah, dan mendesak Ukraina untuk segera menyetujuinya.
"Presiden Putin dari Rusia tidak ingin memiliki Perjanjian Gencatan Senjata dengan Ukraina, melainkan ingin bertemu pada hari Kamis, di Turki, untuk menegosiasikan kemungkinan berakhirnya pertumpahan darah. Ukraina harus menyetujui ini, SEGERA," tulis Trump.
"Setidaknya mereka akan dapat menentukan apakah kesepakatan mungkin atau tidak, dan jika tidak, para pemimpin Eropa, dan AS, akan tahu di mana semuanya berdiri, dan dapat melanjutkan sesuai dengan itu! Saya mulai meragukan bahwa Ukraina akan membuat kesepakatan dengan Putin, yang terlalu sibuk merayakan Kemenangan Perang Dunia II, yang tidak bisa dimenangkan [bahkan tidak dekat!] tanpa Amerika Serikat. ADAKAN PERTEMUAN, SEKARANG!! tambah Trump," katanya lebih lanjut.
Sebelumnya, Presiden Zelensky menuntut gencatan senjata 30 hari dari Rusia mulai Senin sebelum menyetujui pembicaraan apa pun dengan Putin.
Khususnya, Putin telah menawarkan pembicaraan langsung ke Ukraina pada 15 Mei di Istanbul, tanpa prasyarat untuk mencapai solusi untuk mengakhiri konflik tiga tahun.
(***)
