Hasan Nasbi Resmi Mundur! Sederet Kontroversi Mulai Teror Kepala Babi-Bela Kaesang soal Jet Pribadi 

R24/zura
Hasan Nasbi Resmi Mundur! Sederet Kontroversi Mulai Teror Kepala Babi-Bela Kaesang soal Jet Pribadi.
Hasan Nasbi Resmi Mundur! Sederet Kontroversi Mulai Teror Kepala Babi-Bela Kaesang soal Jet Pribadi.

RIAU24.COM -Hasan Nasbi mengundurkan diri dari jabatan Kepala Kantor Komunikasi Presiden atau PCO. 

Hasan telah mengirimkan surat pengunduran diri kepada Presiden Prabowo Subianto melalui Seskab dan Mensesneg.

"Maka pada hari ini, 21 April 2025, sepertinya saat itu sudah tiba, surat pengunduran diri saya tanda tangani dan saya kirimkan kepada Presiden lewat 2 kawan baik saya, Menteri Sekretaris Negara dan Sekretaris Kabinet," kata Hasan Nasbi dalam video yang diunggah Total Politik, Selasa (29/4/2025).

Hasan mengatakan keputusan mengundurkan diri dari jabatan Kepala PCO melalui proses yang matang dan tidak emosional. 

Hasan mengatakan sudah saatnya 'menepi' dan memberikan kesempatan kepada sosok yang lebih baik.

"Kesimpulan saya sudah sangat matang, bahwa sudah saatnya menepi ke luar lapangan dan duduk di kursi penonton. Memberikan kesempatan kepada figur lebih baik untuk menggantikan posisi bermain di lapangan," kata Hasan.

"Jadi ini bukan keputusan yang tiba-tiba dan bukan keputusan yang emosional. Ini rasanya jalan terbaik yang dipikirkan dalam suasana yang amat tenang dan demi kebaikan komunikasi pemerintah di masa yang akan datang," ujarnya.

Hasan mengucapkan terima kasih kepada Presiden Prabowo yang sudah memberikan kepercayaan kepada dirinya menjadi bagian dari Kabinet Merah Putih. Hasan menilai hal tersebut sebagai kehormatan dan kebanggaan bagi dirinya.

Selain itu, Hasan Nasbi siap membantu proses transisi kepemimpinan di PCO. Hasan telah tidak berkegiatan sebagai Kepala PCO sejak 21 April 2025.

Hasan Nasbi sebelumnya sempat dikabarkan mengundurkan diri dari jabatannya. Namun Hasan membantah kabar pengunduran dirinya dan masih berkantor di PCO.

Hasan kemudian menjelaskan bahwa dia baru saja menandatangani surat tugas untuk tim PCO belajar ke Kantor Komunikasi Prime Minister Office Australia.

Sebelum mengundurkan diri, Hasan Nasbi beberapa kali menuai sorotan publik lantaran sejumlah kontroversinya, termasuk tanggapannya atas teror kepala babi kepada Tempo. Berikut adalah deretan kontroversi Hasan Nasbi berdasarkan catatan Tempo. 

Tanggapan atas teror kepala babi

Hasan Nasbi menuai kritik keras dari sejumlah pihak soal tanggapannya atas teror kepala babi kepada Tempo. Alih-alih mengecam teror, Hasan Nasbi justru menyarankan agar kepala babi tersebut dimasak. 

“Sudah dimasak saja,” ujarnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat, 21 Maret 2025.

Pandangan Hasan itu didasari sikap wartawan desk politik dan host siniar Bocor Alus Politik Francisca Christy Rosana atau Cica di media sosial X. Hasan menganggap, Francisca melalui cuitannya menanggapi teror itu dengan lelucon. 

"Saya lihat medsos Cica. Dia minta dikirim daging babi. Artinya dia tidak terancam. Dia bisa bercanda. Kirimin daging babi dong," kata Hasan. 

Menurut Hasan, teror itu merupakan masalah Tempo dengan pihak lain. Pemerintah tidak mau dikaitkan dengan teror itu. 

"Ini kan kami engga tahu. Ini problem mereka dengan entah siapa. Entah siapa yang mengirim. Buat saya enggak bisa tanggapi apa-apa," kata Hasan.

Hasan juga mempertanyakan, apakah kepala babi yang dikirim memang benar seperti itu atau hanya lelucon (jokes). Sebab, redaksi Tempo menanggapi teror itu dengan jokes. 

"Apakah itu beneran seperti itu. Atau cuma jokes. Karena mereka menanggapinya dengan jokes," kata Hasan. 

Mengembalikan uang dugaan suap

Hasan Nasbi yang saat itu selaku CEO PT Cyrus Nusantara pada Jumat, 23 Desember 2016 diperiksa oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Juru bicara KPK saat itu, Febri Diansyah, mengatakan pihaknya memeriksa Hasan sebagai saksi atas tersangka suami Wali Kota Cimahi nonaktif Atty Suharti, M. Itoc Tochija. Pemeriksaan itu berkaitan dengan perkara proyek pembangunan Pasar Atas Baru Cimahi tahap II pada 2017.

KPK terlebih dahulu menetapkan empat tersangka dalam kasus dugaan suap Wali Kota Cimahi. Mereka adalah Wali Kota Cimahi nonaktif Atty Suharti; suami Atty, M. Itoc Tochija; serta pihak swasta yang memberi suap, Triswara Dhani Brata dan Hendriza Soleh Gunadi.

Usai pemeriksaan, Hasan mengaku dimintai keterangan terkait hubungannya dengan pihak swasta, yaitu Triswara Dhani Brata dan Hendriza Soleh Gunadi, yang diduga menyuap Atty dan Itoc. Dia mengaku tidak mengenal dua orang itu. “Emang kami enggak kenal, enggak kenal,” katanya di gedung KPK, Jumat malam, 23 Desember 2016.

Beberapa waktu kemudian, Febri Diansyah menuturkan Hasan Nasbi telah mengembalikan uang senilai Rp 1,4 miliar kepada KPK. 

“Itu seluruh nilai kontrak dan itu sudah dikembalikan ke KPK,” kata Febri di kantornya, Selasa malam, 21 Februari 2017. Febri mengatakan menurut penyidik, uang sebanyak Rp 1,4 miliar tersebut diduga terkait dengan kontrak antara Hasan dengan Itoc.

Aliran dana ke Teman Ahok 

Menjelang Pilkada 2017, muncul kehebohan terkait dugaan aliran dana dari pengembang reklamasi di utara Jakarta ke kelompok relawan Teman Ahok. Isu ini mencuat setelah pernyataan anggota DPR, Junimart Girsang, dalam rapat bersama KPK di gedung DPR. 

"Saya dengar ada dana pengembang Rp 30 miliar ke Teman Ahok yang diberikan lewat Sunny dan Cyrus," ujarnya. 

Sunny yang dimaksud adalah Sunny Tanuwidjaja, staf khusus Basuki. Adapun Cyrus merujuk pada Cyrus Network, lembaga survei yang dipimpin oleh Hasan Nasbi, salah satu inisiator Teman Ahok. Sunny menepis tudingan tersebut.

"Enggak ada itu," katanya. Sementara Hasan Nasbi menyebut kabar tersebut sebagai gosip.

Dalam wawancara dengan Tempo yang tayang pada 20 Juni 2016, Hasan menyangkal pernah menerima uang Rp 30 miliar. Dia bergeming saat disebutkan bahwa informasi soal aliran sudah sampai ke penyidik KPK, yang memeriksa anak buahnya pada April 2016. 

“Sebenarnya saya enggak happy dengan gaya kalian kayak begini,” katanya.

Bela Kaesang soal Jet Pribadi

Hasan sempat memberikan pembelaan terhadap putra bungsu mantan presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, terkait polemik pesawat jet pribadi. Hasan mengatakan anak Jokowi itu menggunakan fasilitas jet pribadi dengan status bukan sebagai pejabat negara dan mempunyai bisnis sendiri.

“Saya ingin ngasih statement (tanggapan), pertama, Mas Kaesang ini bukan pejabat publik dan dia sudah dewasa, dia sudah punya kehidupan sendiri, sudah punya bisnis sendiri, dan dia bukan pejabat,” kata Hasan dalam sebuah video siniar yang diunggah di akun Instagram @hasan_nasbi, Rabu, 18 September 2024.

Berita tentang perjalanan Kaesang dan istrinya ke Amerika Serikat dengan jet pribadi pada Agustus 2024, muncul beberapa hari setelah protes nasional terhadap rancangan undang-undang Pilkada.

Perubahan itu akan memungkinkan Kaesang, 29 tahun, untuk mencalonkan diri dalam pemilihan daerah. DPR mencabut rencana tersebut setelah mendapat reaksi keras. Jokowi dikritik karena berupaya membangun dinasti politiknya.

(***) 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak