Rocky Gerung Dukung Aksi "Geruduk UGM": Desak Transparansi Ijazah Jokowi

R24/zura
Rocky Gerung Dukung Aksi
Rocky Gerung Dukung Aksi "Geruduk UGM": Desak Transparansi Ijazah Jokowi.

RIAU24.COM -Filsuf dan pengamat politik Rocky Gerung menyuarakan dukungannya terhadap aksi massa yang akan digelar oleh sejumlah alumni dan aktivis di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. 

Aksi bertajuk "Geruduk UGM" ini disebut sebagai bentuk tekanan moral terhadap kampus untuk membuka secara terang-benderang keabsahan ijazah Presiden Joko Widodo yang selama ini menjadi kontroversi.

Dalam percakapan bersama Herzaky Mahendra di kanal YouTube yang diunggah baru-baru ini, Rocky menyebut UGM telah bersikap tidak transparan dalam merespons isu yang sudah lama mencuat di publik. Ia menilai kampus yang seharusnya menjadi pusat kejujuran dan intelektualitas, justru terkesan menutup-nutupi dan enggan bersikap terbuka.

"UGM berupaya memanipulasi peristiwa ini. Padahal kejujuran di dunia akademik tidak membutuhkan pengacara, tidak membutuhkan pengadilan. Seandainya dari awal UGM bilang: 'Ini ijazahnya,' selesai," kata Rocky. 

Rocky mengkritik hubungan struktural antara UGM dan kekuasaan, mengingat banyak alumni kampus tersebut yang menempati posisi strategis di pemerintahan Jokowi. 

Menurutnya, hal ini menimbulkan dugaan konflik kepentingan yang membuat kampus sulit bersikap objektif dalam kasus ini.

Lebih jauh, Rocky menegaskan bahwa aksi “Geruduk UGM” bukan merupakan demonstrasi politik yang bertujuan menjatuhkan Presiden, melainkan dorongan dari kalangan intelektual untuk menegakkan nilai kejujuran akademik.

"Ini bukan gruduk politik. Ini gruduk intelektual. Ini gruduk etika. Karena pada akhirnya kebenaran itu harus dicari lewat pengerahan massa," ujarnya.

Ia menyebut aksi ini sebagai bentuk "tindakan kebudayaan", bukan perlawanan politik. Rocky mengimbau agar aparat keamanan tidak represif terhadap massa yang akan hadir di UGM, dan meminta agar kampus justru menyediakan ruang dialog yang terbuka antara rektorat, alumni, serta masyarakat sipil.

"UGM sebaiknya menyiapkan panggung supaya rektor bisa menemui alumninya. Ini bukan kriminalitas. Ini gerakan moral dari mereka yang semuanya berakal sehat," lanjut Rocky.

Rocky turut menyinggung hasil survei Kompas yang menunjukkan bahwa publik masih memercayai institusi kampus—terutama dosen dan mahasiswa—untuk menjadi pelopor perubahan sosial dan politik di Indonesia. Ia menilai ini sebagai bukti bahwa tanggung jawab moral dan intelektual kini berada di pundak kampus.

Namun, menurut Rocky, UGM justru sedang mempertaruhkan kredibilitasnya apabila terus-menerus menghindari klarifikasi terhadap isu ijazah Jokowi.

"Potensi kampus itu sudah dibenarkan oleh survei Kompas pagi ini. Bahwa publik menaruh harapan kepada suara kampus untuk memperbaiki negeri ini," ucapnya.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak